kesehatan

RI Tak Mengalami Peningkatan COVID Seperti Singapura, Apakah Benar Aman atau Sudah Jarang Melakukan Tes?

Selasa, 20 Mei 2025 | 10:34 WIB
Ilustrasi Covid-19 JN 1 (pexels)

KALTENGLIMA.COM - Berbeda dengan statistik di Singapura, penyebaran COVID-19 di Indonesia tidak menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan. Bahkan, berdasarkan grafik yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), puncak kasus terakhir terlihat pada awal Januari 2024 dengan jumlah sekitar 400 kasus.

Setelah itu, jumlah kasus COVID-19 hampir selalu berada di bawah 10 per hari. Dari tahun 2025 hingga bulan April, Kemenkes RI hanya mencatat 138 kasus positif dan tidak ada kematian. Menurut Dr. dr Erlina Burhan, SpP(K), MSc, yang merupakan pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), saat ini kegiatan surveilans dan pengujian COVID-19 tidak seintens beberapa tahun sebelumnya.

Kebijakan yang lebih longgar dalam kedua aspek tersebut membuat jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terlihat rendah. Meskipun demikian, pemantauan terhadap kasus COVID-19 yang menunjukkan gejala parah dan memerlukan perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya juga terus mengalami penurunan.

Baca Juga: Kematian Paling Menyeramkan dan Ulasan di Final Destination

"Memang tes COVID-19 dan surveilans sudah jarang dilakukan, jadi kasus yang tercatat juga relatif sedikit," tandasnya.

Senada, Kepala Penyakit Menular dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kawasan Asia Tenggara pada tahun 2018-2020, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengungkapkan bahwa tren pengujian dan pemantauan di berbagai negara tetap berjalan dengan baik. Oleh karena itu, wajar jika beberapa dari negara tersebut masih mencatat peningkatan kasus bahkan ledakan COVID-19.

"Jadi bukan hanya ketika pandemi berkecamuk, tetapi juga pada keadaan bisa. Surveilans ini penting karena merupakan 'tulang punggung' pengendalian penyakit menular, termasuk COVID-19," kata dia saat dihubungi terpisah, Selasa (20/5).

Baca Juga: Resident Playbook Jadi Drakor Paling Sering Dibicarakan, Para Pemain Masuk Top 10 Aktor dan Aktris

COVID-19 tentunya masih terus menyebar di sekitar kita, termasuk di Indonesia. Fluktuasi jumlah kasus dari waktu ke waktu bisa saja terjadi, mengingat COVID-19 kini mirip dengan penyakit flu musiman.

Prof Tjandra menegaskan bahwa yang harus diperhatikan adalah jenis varian yang saat ini ada, serta kemungkinan terjadinya mutasi.

"Yang penting variasi epidemiologi ini dipantau ketat, bukan hanya perubahan jumlah kasus dan kematian tetapi pola genomiknya," pesan dia.

Baca Juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh jika Mengonsumsi Karbohidrat Secara Berlebihan

Kasus-kasus di negara lain seperti Singapura dan Thailand belum tampak dikuasai oleh varian baru. Sementara itu, LF. 7 dan NB. 1. 8 merupakan turunan dari JN. 1 yang sudah beredar sejak tahun lalu.

Tags

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB