KALTENGLIMA.COM - Pradiabetes adalah tahap awal sebelum seseorang benar-benar dinyatakan menderita diabetes. Kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah yang sudah melebihi batas normal, namun belum cukup tinggi untuk masuk kategori diabetes.
Pada fase ini, kadar glukosa darah biasanya berada di kisaran 100–125 mg/dL. Meski sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, ada sejumlah perubahan pada tubuh yang bisa menjadi tanda awal pradiabetes dan sebaiknya tidak diabaikan.
Menurut laporan Times of India, pemeriksaan kesehatan secara rutin merupakan cara paling tepat untuk mendeteksi pradiabetes.
Baca Juga: Penanganan Kasus Pencucian Uang Setnov, KPK Segera Tanyakan ke Bareskrim
Namun, dalam banyak kasus, tubuh sudah memberikan sinyal peringatan lebih awal meski sering dianggap sepele sehingga membuat orang terlambat menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam fase tersebut.
Salah satu gejala yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya rasa haus disertai frekuensi buang air kecil yang lebih sering atau dikenal sebagai polidipsia.
Kondisi ini terjadi karena tingginya kadar gula darah membuat ginjal bekerja keras untuk mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urine.
Baca Juga: Akan Dibuka Wapres Gibran, Inilah Susunan Acara Pacu Jalur di Kuansing
Proses ini menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan sehingga seseorang merasa terus-menerus haus. Selain itu, perubahan pada kulit juga dapat menjadi pertanda penting.
Pradiabetes kerap ditandai dengan munculnya bercak gelap pada lipatan tubuh seperti leher, ketiak, atau selangkangan, yang disebut acanthosis nigricans dan sering dikaitkan dengan resistensi insulin.
Rasa lelah berkepanjangan juga merupakan gejala umum yang dialami penderita pradiabetes. Tubuh yang tidak mampu menggunakan glukosa secara efektif akan kekurangan energi, sehingga menimbulkan rasa letih secara fisik maupun mental.
Baca Juga: Mendagri Izinkan Masyarakat Pati Lakukan Demo, Asalkan Penuhi Syarat Ini
Kondisi ini dapat memengaruhi konsentrasi, suasana hati, hingga produktivitas sehari-hari.