kesehatan

Gangguan Mata Juling: Faktor Penyebab dan Tanda-Tanda yang Muncul

Selasa, 26 Agustus 2025 | 21:23 WIB
[Ilustrasi] Mata juling (RDNE Stock project/pexels.com)

KALTENGLIMA.COM - Mata juling atau strabismus merupakan kondisi medis ketika kedua bola mata tidak bergerak ke arah yang sama, sehingga menyebabkan pandangan terganggu dan berisiko menimbulkan komplikasi seperti mata malas atau amblyopia. Bila tidak segera ditangani, keadaan ini dapat berpengaruh pada kualitas hidup penderitanya.

Menurut penjelasan dari Rumah Sakit EMC, mata juling terjadi akibat ketidakseimbangan fungsi otot-otot penggerak bola mata.

Kondisi ini bisa dipicu oleh gangguan pada otot mata, saraf, maupun bagian otak yang mengendalikan gerakan mata.

Baca Juga: Tren Padel Kian Populer, Waspadai Risiko Cedera Mata Menurut Dokter

Pada anak-anak, risiko mata juling dapat meningkat karena adanya riwayat keluarga dengan kondisi serupa, gangguan penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme, serta kondisi medis tertentu seperti down syndrome dan cerebral palsy.

Bayi prematur dan anak yang pernah mengalami infeksi tertentu yang memengaruhi kesehatan mata juga lebih rentan mengalaminya.

Sementara itu, pada orang dewasa, faktor pemicu strabismus bisa berbeda. Penyakit autoimun seperti graves, stroke atau tumor otak, diabetes yang mengganggu saraf mata, cedera kepala atau mata, serta kondisi mata malas yang tidak segera ditangani, merupakan beberapa penyebab yang sering ditemukan.

Baca Juga: Tahu atau Tempe, Mana Sumber Protein yang Lebih Unggul untuk Tubuh?

Gejala yang muncul pada penderita mata juling meliputi penglihatan ganda, posisi mata yang tampak tidak sejajar, kecenderungan memiringkan kepala untuk melihat lebih jelas, hanya mengandalkan satu mata saat fokus pada objek, sering menyipitkan atau berkedip berlebihan, cepat merasa lelah saat membaca, hingga mengalami ketegangan pada mata dan sakit kepala.

Jenis mata juling dibedakan berdasarkan arah pergerakan bola mata. Esotropia adalah kondisi ketika mata berputar ke dalam mengarah ke hidung dan sering muncul pada anak-anak.

Eksotropia terjadi jika mata bergerak keluar ke arah telinga, baik pada anak maupun dewasa.

Baca Juga: Minum Air Saat Terbangun di Malam Hari Bikin Ginjal Rusak, Benarkah?

Hipertropia adalah posisi salah satu mata yang lebih tinggi dibandingkan mata lainnya, sedangkan hipotropia ditandai dengan posisi salah satu mata yang mengarah ke bawah, baik secara terus-menerus maupun sesekali.

Halaman:

Tags

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB