KALTENGLIMA.COM - Obesitas kerap disalahartikan hanya sebagai kondisi kelebihan berat badan, padahal keduanya tidaklah sama.
Perbedaan utama antara obesitas dan berat badan berlebih dapat dilihat dari ukuran indeks massa tubuh (IMT).
Seseorang yang tergolong memiliki berat badan berlebih biasanya memiliki IMT antara 23 hingga 25, sementara obesitas ditandai dengan IMT di atas 25, khususnya pada populasi Asia.
Baca Juga: Mudah Dikenali, Inilah Tanda Tubuh yang Sehat
Menurut dr. Farid Kurniawan, Sp.PD, PhD dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI), obesitas memang termasuk kategori berat badan berlebih, tetapi kondisi ini ditandai dengan penumpukan lemak yang berlebihan sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan kronis dan kompleks.
Lebih lanjut, dr. Maya Surjadjaja, Sp. GK, M.Gizi, dari Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), menegaskan bahwa obesitas tidak selalu terlihat jelas dari bentuk tubuh seseorang.
Ada kasus di mana penampilan tubuh tidak terlalu besar, namun hasil pengukuran IMT sudah menunjukkan adanya kelebihan berat badan.
Baca Juga: Mudah Lelah? Simak Cara Memenuhi Asupan Protein Tubuh dengan Benar
Karena itu, penilaian obesitas sebaiknya tidak hanya mengandalkan pengamatan visual, melainkan perlu didukung dengan pengukuran objektif seperti IMT.
Selain IMT, lingkar pinggang juga menjadi indikator penting dalam menilai risiko obesitas. Lemak yang menumpuk di perut terbukti lebih berbahaya karena berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga sindrom metabolik.
Untuk masyarakat Asia Pasifik, lingkar pinggang normal bagi perempuan adalah 80 cm, sementara bagi laki-laki 90 cm.
Baca Juga: Ingin Sirkulasi Darah Lebih Baik? Coba Cara Alami Ini
Jika melebihi ukuran tersebut, seseorang sudah tergolong memiliki risiko kesehatan meskipun IMT-nya masih dalam batas normal.
Kondisi ini sering disebut sebagai obesitas sentral, di mana penumpukan lemak di area perut menjadi faktor utama yang perlu diwaspadai.