KALTENGLIMA.COM - Belakangan ini, media sosial dipenuhi dengan arus berita negatif yang muncul tanpa henti dan menimbulkan kecemasan bagi banyak orang.
Kondisi ini sering mendorong individu untuk terus mencari, membaca, hingga menonton informasi yang bersifat buruk, perilaku yang dikenal dengan istilah doomscrolling.
Menurut Atika Dian Ariana, MSc, MPsi, Psikolog sekaligus dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), doomscrolling merupakan perilaku kompulsif yang berakar pada kecemasan terhadap ketidakpastian.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Dokter Beberkan 5 Gejala Kanker Usus Besar pada Anak Muda
Manusia secara alami memiliki dorongan untuk memahami situasi agar merasa mampu mengendalikan keadaan dan siap menghadapi ancaman, sehingga mencari informasi dianggap sebagai cara melindungi diri.
Meski sekilas tampak sebagai insting bertahan hidup, perilaku ini justru berisiko menimbulkan dampak buruk.
Paparan informasi negatif secara terus-menerus dapat mengganggu pikiran dan emosi, sehingga membuat seseorang lebih mudah stres.
Baca Juga: Jangan Diremehkan! Kebiasaan Duduk yang Dapat Bahayakan Jantunghingga Picu Kematian Dini
Atika menjelaskan bahwa kebiasaan menggulir layar untuk mencari berita tidak benar-benar menyelesaikan masalah, terutama dalam kondisi penuh ketidakpastian seperti pandemi atau kerusuhan yang tidak jelas kapan akan berakhir.
Jika berlangsung lama, perilaku ini berpotensi memunculkan rasa cemas berlebihan yang mengganggu rutinitas, serta menimbulkan kelelahan baik secara fisik maupun mental karena tubuh terus berada dalam kondisi tegang.
Untuk mencegah dampak yang lebih parah, Atika menekankan pentingnya meningkatkan literasi media. Masyarakat perlu belajar memilah informasi dari sumber yang kredibel dan tidak sembarangan mengikuti konten dari kanal yang meragukan.
Baca Juga: Stres Ganggu Kualitas Tidur, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai
Dengan demikian, informasi yang diperoleh benar-benar bermanfaat untuk memahami situasi.
Ia juga menyarankan agar paparan berita dibatasi dengan cara mengalihkan perhatian pada aktivitas yang lebih menyehatkan, misalnya berolahraga, memasak, membersihkan rumah, menekuni hobi, atau menjalani kegiatan spiritual.
Artikel Terkait
Studi Ungkap Sarapan Terlambat Bisa Picu Depresi hingga Gangguan Kesehatan pada Lansia
Menkes Budi: Sarapan Telur Rebus Lebih Sehat, Ini Deretan Manfaatnya
Alasan Bayi Sering Mengucek Mata dan Cara Aman Mengatasinya
Stres Ganggu Kualitas Tidur, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai