kesehatan

Kasus ISPA Bisa Melejit di Musim Hujan, Dokter Paru Beberkan Cara Menghindarinya

Jumat, 12 Desember 2025 | 09:24 WIB
Ilustrasi ISPA. (Rsud Meuraxa)

KALTENGLIMA.COM - Praktisi kesehatan dan Dokter Spesialis Paru dari Universitas Indonesia, Erlina Burhan, mengingatkan bahwa peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut pada musim hujan maupun setelah banjir sebenarnya dapat dicegah melalui langkah sederhana.

Ia menjelaskan bahwa menjaga tubuh tetap kering dan hangat setelah beraktivitas di lingkungan basah merupakan langkah awal yang penting karena perubahan suhu, kelembapan tinggi, serta paparan area lembap dapat memicu pertumbuhan jamur yang mengiritasi saluran napas dan menurunkan daya tahan tubuh.

Erlina menegaskan bahwa kondisi lembap saat hujan atau banjir membuat risiko gangguan pernapasan meningkat, sebab jamur lebih mudah berkembang dan air banjir yang bercampur limbah dapat meninggalkan debu mikroskopis yang mengganggu sistem pernapasan, sementara perubahan suhu dan kelembapan memungkinkan virus seperti influenza dan RSV bertahan lebih lama.

Baca Juga: Makan Malam yang Sehat untuk Jantung Menurut Dokter Kardiologi

Untuk mengurangi paparan jamur dan partikel halus, ia menyarankan penggunaan masker di area ramai, berdebu, atau saat membersihkan rumah pascabanjir, termasuk di posko pengungsian yang berisiko tinggi terhadap penularan.

Selain itu, ia menekankan pentingnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun serta memastikan ventilasi rumah memadai untuk mencegah munculnya area lembap sebagai tempat berkembangnya jamur.

Upaya pencegahan menurutnya perlu dilakukan secara menyeluruh, mulai dari kebersihan tangan, penggunaan masker di lingkungan padat atau berdebu, menjaga jarak dari orang yang sedang sakit, memastikan sirkulasi udara baik, hingga menjalani pola hidup sehat melalui tidur cukup, hidrasi yang memadai, dan konsumsi makanan bergizi.

Baca Juga: Upaya Pencarian Korban Banjir di Agam Diperpanjang Pemkab Selama Dua Pekan

Ia menambahkan bahwa makanan kaya nutrisi berperan penting dalam memperkuat imunitas, sementara suplemen hanya berfungsi sebagai pendukung dan tidak dapat dijadikan satu-satunya benteng pencegahan.

Bagi warga yang tinggal di pengungsian, ia menganjurkan menjaga jarak dari individu yang menunjukkan gejala pernapasan dan tetap memakai masker untuk menekan risiko penularan.

Erlina juga mengingatkan agar mewaspadai gejala ISPA seperti demam tinggi, batuk yang semakin parah, pilek atau hidung tersumbat, nyeri tenggorokan, sesak atau napas cepat, nyeri dada saat bernapas, mengi, tubuh lemas, menggigil, dan penurunan nafsu makan.

Baca Juga: Rekomendasi Lima Buah Beku untuk Membantu Mengontrol Tekanan Darah

Ia menekankan bahwa kondisi banjir sering kali membatasi akses layanan kesehatan, sehingga infeksi dapat terlambat tertangani.

Jika gejala berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai kesulitan bernapas, bibir kebiruan, atau dialami oleh anak kecil, lansia, serta penderita komorbid, maka pemeriksaan medis harus segera dilakukan demi mencegah komplikasi yang lebih serius.

Tags

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB