Palangka Raya Menjadi Kota Tertinggi yang Mengalami Inflasi Se-Kalimantan

photo author
- Sabtu, 4 November 2023 | 22:05 WIB
Palangka Raya alami inflansi tertinggi se-Kalimantan (freepik)
Palangka Raya alami inflansi tertinggi se-Kalimantan (freepik)

KALTENGLIMA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng merilis inflasi yang terjadi di Kota Palangka Raya, diketahui inflasi di kota tersebut sebesar 0,63 persen pada Oktober 2023 dan menjadikan Palangka Raya sebagai kota dengan inflasi tertinggi se-kalimantan. Perkembangan harga dari berbagai komoditas secara umum mengalami kenaikan. Diantaranya beras, ikan nila, cabai rawit, ayam ras, angkutan udara, kacang panjang, ikan gabus, ikan baung dan pepaya.

Diduga penyebab terjadinya inflasi tertinggi di Palangka Raya karena jalur distribusi yang masih terkendala.

Sehubung akan adanya momen Natal dan Tahun Baru, pemerintah perlu mewanti-wanti potensi kenaikan harga yang signifikan pada barang tertentu.

Baca Juga: Dewan Dukung Bakat dan Keterampilan Generasi Muda

Dr Fitria Husnataria, selaku pengamat ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang terjadi di Kota Cantik tersebut bermulai dari kondisi ekonomi daerah yang masih bergantung pada pasokan luar daerah.

“Palangka Raya masih mendatangkan barang-barang dan kebutuhan pokok dari luar daerah, tidak ada sentra produksi skala besar berkenaan dengan pemenuhan pasokan kebutuhan pokok” terang Fitria pada Kamis (2/11/2023).

Sampai saat ini, ketersediaan pangan dan kebutuhan pokok masih bergantung kepada daerah lain. Barang-barang yang di pasok notaben menjadi penentu dari kapasitas inflasi daerah.

Baca Juga: Dibesuk Jokowi di Singapura, Luhut Pandjaitan Berdiri Beri Salam Hormat : Alhamdulillah Semakin Membaik

Fitria juga menyebutkan, sejauh produk-produk penentu inflasi masih didatangkan dari luar daerah, maka rawan terjadi kenaikan ketika jalur distirbusi yang dilalui dari wilayah pemasok terganggu.

“Kemarin jalur distribusi barang sempat terganggu karena kemacetan lalu lintas di wilayah Tumbang Nusa, itu tentu sangat berpengaruh terhadap harga barang di Palangka Raya” ujar Fitria.

Bermula dari distribusi barang terganggu, akibatnya mekanisme pasar pun ikut terganggu. Kapasitas suplai barang menjadi rendah, sementara permintaan barang menjadi tinggi.

Baca Juga: Rehan Naufal/Lisa Ayu Kusumawati Melaju ke Semifinal Hylo Open 2023

Fitria melanjutkan hal itu akhirnya menyebabkan permintaan dan penawaran barang menjadi tidak seimbang.

“Indikator lain yang menyebabkan harga barang-barang mengalami kelonjakan adalah karena proses produksi yang juga terganggu. Bisa saja harga bahan baku untuk proses produksinya mahal” tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Delia Anisya Fitri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X