KALTENGLIMA.COM - Rencana pemotongan gaji untuk simpanan Tapera, terutama dengan besaran sebesar 3% dari gaji atau upah untuk pekerja dan penghasilan untuk pekerja mandiri, menimbulkan berbagai reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Presiden Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (DPP ASPEK Indonesia), Mirah Sumirat.
Mirah Sumirat menyampaikan kekhawatirannya karena menurutnya para pekerja sudah cukup tertekan dengan rendahnya upah yang tidak sebanding dengan kenaikan inflasi dan harga-harga kebutuhan pokok. Situasi ekonomi yang menurun akibat pandemi COVID-19 juga membuat para pekerja belum pulih sepenuhnya.
Menurutnya, kebijakan tersebut tidak tepat waktu mengingat situasi ekonomi yang sulit dan minimnya lapangan pekerjaan. Mirah Sumirat juga mengekspresikan kekecewaannya karena merasa tidak dilibatkan oleh pemerintah dalam penyusunan kebijakan yang berkaitan langsung dengan upah para pekerja.
Baca Juga: Negara Tetangga RI Alami Suhu Panas Hingga 52 Derajat Celcius
Ia menolak keras rencana penerapan pemotongan gaji untuk Tapera ini, menyatakan bahwa pemerintah tidak memiliki hati nurani jika kebijakan ini tetap dilanjutkan. Menurutnya, keputusan ini tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi para pekerja buruh yang sudah terpuruk akibat upah rendah, inflasi tinggi, dan harga pangan yang juga tinggi.
Artikel Terkait
Ini Dia Alasan Pertamina Minta Pemerintah untuk Kaji Ulang Subsidi Solar
Heboh Gegara Potong Gaji, Menteri Basuki Jelaskan Fungsi Iuran Tapera
UKT Batal Naik, Nadiem Minta Uang Mahasiswa yang Lebih Bayar PTN Dikembalikan