KALTENGLIMA.COM - Sejumlah daerah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, mengalami masalah serius terkait polusi udara.
Berdasarkan data dari IQ Air, pada Selasa (1/10/2024) pukul 09.00 WIB, indeks kualitas udara Jakarta tercatat di angka 158, yang menunjukkan kondisi tidak sehat, dengan polutan utama berupa PM 2,5.
Saat ini, konsentrasi PM 2,5 di Jakarta sudah mencapai 13,2 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: 14 Ribu Warga Bogor Kena Dampak Bencana per September, BPBD Catat Totalnya
Dampak polusi udara terhadap kesehatan, terutama bagi paru-paru, tidak dapat diabaikan. Dr. Naindra Kemala Dewi, seorang spesialis penyakit paru dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa polusi udara merupakan salah satu faktor risiko yang dapat berkontribusi pada penyakit yang sering disebut sebagai 'paru-paru basah'.
Istilah tersebut mengacu pada berbagai kondisi yang melibatkan penumpukan cairan di paru-paru, yang salah satunya disebabkan oleh infeksi pneumonia. Pneumonia umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya.
Pneumonia sendiri adalah istilah umum untuk peradangan yang terjadi pada paru-paru, yang dapat menyebabkan akumulasi cairan dalam jaringan paru-paru.
Baca Juga: Pernah Merasa Begini? Mungkin Anda Sedang Depresi Berat
Menurut dr. Naindra, paparan terhadap polusi udara dapat memicu gejala seperti batuk dan pilek, disebabkan oleh alergen yang ada dalam polusi tersebut.
Meskipun paparan polusi udara tidak secara langsung menjadi penyebab utama pneumonia, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada organ paru-paru.
Batuk dan pilek yang berkepanjangan dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi pneumonia.
Artikel Terkait
Waktu yang Tepat Jalan Kaki Usai Makan untuk Turunkan Kadar Gula Darah
Menu Sehat untuk Perut Nyaman: Panduan Makanan bagi Penderita Asam Lambung
Pernah Merasa Begini? Mungkin Anda Sedang Depresi Berat