KALTENGLIMA.COM - Polisi telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengamankan rapat pleno penetapan presiden dan wakil presiden terpilih 2024 di KPU. Lalu lintas di depan KPU di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat akan ditutup secara situasional oleh polisi.
"Rekayasa lalu lintas nantinya bersifat situasional tergantung kondisi di lapangan. Jika ekskalasi meningkat maka Jl Iman Bonjol depan kantor KPU RI kita tutup," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro dalam keterangannya kepada awak media, Rabu, 24 April 2024.
Di lain sisi, polisi juga mengantisipasi demo di depan KPU. Masyarakat diminta untuk mencari jalur alternatif.
"Silakan warga yang akan melewati Jalan Imam Bonjol untuk mencari jalan alternatif karena ada masyarakat yang akan menyampaikan pendapatnya di Kantor KPU RI," katanya.
Polda Metro Jaya mengerahkan personel untuk mengamankan rapat pleno penetapan presiden dan wakil presiden di KPU. Total ada sebanyak 4.266 personel gabungan yang disiagakan untuk mengamankan rapat pleno sekaligus demo warga.
"Personel gabungan TNI-Polri akan disiagakan dan ditempatkan di beberapa titik lintasan massa yang akan menyampaikan pendapatnya di kantor KPU RI," kata Susatyo
Baca Juga: Rapat Pleno Penetapan Presiden-Wapres Terpilih 2024 Digelar KPU, Ini Agendanya
Susatyo mengimbau massa aksi unjuk rasa untuk memperhatikan hak-hak masyarakat lain. Mantan Kapolresta Bogor Kota tersebut mengimbau pendemo untuk menyampaikan aksinya dengan tertib dan tanpa melanggar aturan.
"Kami mengimbau, siapa saja yang akan menyampaikan pendapat di muka umum, sebagaimana diatur dalam undang-undang pernyataan pendapat hak setiap warga negara, tentunya harus memperhatikan hak-hak masyarakat lainnya, sehingga aturan dalam undang-undang memberikan persetujuan di muka umum harap dipatuhi. Hindari keributan maupun benturan dengan pendemo lainnya. Mari kita bersama-sama menjaga kedamaian dan ketertiban," bebernya.
Ia juga menekankan kebijaksanaan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto kepada personel yang melakukan pengamanan dilarang menggunakan senjata api dan sangkur. Personel diharapkan mengedepankan sikap humanis ketika mengamankan massa aksi.
Baca Juga: TikToker Galih Loss Resmi Ditetapkan Tersangka Penistaan Agama, Netizen Ramai Komentar
"Kepada seluruh Personil yang terlibat pengamanan tidak ada satupun yang membawa senjata api maupun sangkur. Provost dan komandannya cek langsung anggotanya pastikan tidak ada yang membawa senjata api dan sangkur. Bertindaklah persuasif, tidak terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan yang humanis serta laksanakan tugas sesuai Prosedur. Tidak ada gerakan dan tindakan secara pribadi, semua perintah dan kendali dari saya. Kegiatan ini merupakan momentum dan sejarah kita dalam melaksanakan tugas. Layani saudara kita yang akan menyampaikan pendapatnya dengan humanis dan profesional," pungkasnya.