KALTENGLIMA.COM - Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan kekhawatiran atas meningkatnya bencana hidrometeorologi di berbagai daerah di Indonesia yang dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah.
La Nina terjadi akibat suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang lebih dingin dari biasanya, menyebabkan curah hujan meningkat hingga 20–40 persen dibandingkan tahun lalu yang dipengaruhi El Nino kering.
Selain La Nina, dinamika atmosfer seperti bibit siklon, gelombang Rossby, Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan cold surge dari Siberia turut memicu kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Baca Juga: KPK Ingatkan ASN dan Pejabat Laporkan Hadiah Natal dan Tahun Baru dalam Sebulan
Dwikorita menegaskan bahwa sejak November 2024, BMKG telah memberikan peringatan dini untuk meminimalkan dampak bencana hidrometeorologi.
Ia mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah rawan seperti banjir, longsor, dan angin kencang, agar tetap waspada.