nasional

5 Tradisi Penuh Makna dalam Menyambut Ramadan di Indonesia

Selasa, 25 Februari 2025 | 10:37 WIB
Tradisi Malamang untuk menyambut Ramadan di Sumatra Barat

KALTENGLIMA.COM - Tidak terasa, bulan Ramadan semakin dekat, hanya dalam hitungan hari. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam pun menyambut momen istimewa ini dengan penuh sukacita. Setiap daerah di Tanah Air memiliki tradisi unik dalam menyambut Ramadan, yang dilestarikan dari generasi ke generasi sebagai wujud penghormatan terhadap budaya dan adat istiadat.

Tidak mengherankan jika setiap tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Indonesia dalam menyambut bulan suci ini menyimpan makna yang dalam, bertujuan untuk menyucikan diri, mendoakan dan memaafkan sesama, serta mempererat silaturahmi antara satu dengan yang lainnya.

Berikut adalah 5 tradisi menyambut Ramadan di Indonesia yang penuh sukacita dan sangat bermakna:

Baca Juga: Jangan Dilewatkan, Peneliti Ungkap Bahaya Serius jika Sering Tidak Sarapan

1. Nyorog (Jakarta)

Masyarakat Betawi, sebagai penduduk asli Jakarta, memiliki beragam tradisi yang hingga kini masih dilestarikan. Salah satu tradisi yang menarik adalah Nyorog, yaitu kegiatan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, baik kepada orang tua, mertua yang tinggal terpisah, maupun tokoh masyarakat setempat.

Tradisi Nyorog bukan sekadar berkirim makanan. Kegiatan ini merupakan wujud penghormatan dan juga upaya untuk menjalin silaturahmi, sehingga memperkuat ikatan persaudaraan di antara sesama. Terutama menjelang bulan Ramadan, tradisi ini semakin bermakna bagi masyarakat Betawi.

2. Cucurak (Jawa Barat)

Selanjutnya, terdapat tradisi Cucurak yang dalam bahasa Sunda berarti bersenang-senang dan berkumpul bersama keluarga besar untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi ini tidak hanya sekadar berkumpul, tetapi juga diisi dengan makan bersama yang biasanya dilakukan secara lesehan di atas daun pisang. Menu yang disajikan beragam, mulai dari nasi liwet, tempe, ikan asin, hingga sambal dan lalapan.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Tipis, Sentuh Rp1.707.000 per Gram

Bagi masyarakat Sunda, Cucurak lebih dari sekadar kegiatan kumpul-kumpul dan makan bersama. Tradisi ini menjadi momen silaturahmi yang berarti, di mana setiap orang diajak untuk saling bersyukur atas segala rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan.

3. Padusan (Yogyakarta)

Masyarakat Yogyakarta memiliki tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadan yang masih dilestarikan hingga saat ini, yaitu Padusan. Dalam bahasa Jawa, kata "padus" berarti mandi, yang mencerminkan makna ritual ini.

Padusan dilakukan sebagai wujud penyucian diri, serta untuk membersihkan jiwa dan raga sebelum memasuki bulan yang penuh berkah. Selain itu, jika kita telusuri lebih jauh, Padusan juga menjadi saat yang tepat untuk merenung dan melakukan introspeksi atas kesalahan yang pernah dilakukan. Dengan demikian, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan kondisi yang suci baik lahir maupun batin.

Halaman:

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB