KALTENGLIMA.COM - Banyak orang sering melewatkan sarapan karena kesibukan atau kurangnya rasa lapar di pagi hari.
Padahal, sarapan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan jika sering dilewatkan, dapat menimbulkan dampak negatif.
Dikutip dari Tyla pada Senin, 24 Februari 2025, sarapan bukan sekadar mengisi perut, tetapi juga membantu tubuh mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk memulai hari.
Baca Juga: Bukan Hanya karena Begadang, Jerawat di Dahi Bisa Disebabkan oleh Hal Ini
Selain itu, sarapan berfungsi sebagai cara untuk mengembalikan kadar glukosa yang menurun setelah tubuh tidak mendapatkan asupan makanan selama tidur.
Ketika seseorang bangun di pagi hari, kadar glukosa sumber energi utama bagi otak dan tubuh cenderung rendah.
Oleh karena itu, sarapan yang sehat berperan penting dalam memastikan otak dapat bekerja dengan optimal dan tubuh memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Baca Juga: Perut Kerap Mengeluarkan Bunyi? Ini Faktor Penyebab dan Solusinya
Selain sebagai sumber energi, sarapan juga berkontribusi terhadap aktivasi metabolisme tubuh. Dengan metabolisme yang berjalan dengan baik, tubuh dapat membakar kalori secara lebih efisien.
Sebaliknya, melewatkan sarapan dapat meningkatkan rasa lapar secara drastis di jam-jam berikutnya, terutama menjelang siang atau sore.
Hal ini bisa menyebabkan seseorang makan dalam porsi berlebihan atau memilih makanan tinggi kalori, lemak, dan gula, yang berisiko menyebabkan kenaikan berat badan.
Baca Juga: Jelang Bulan Puasa, Ini Hal yang Harus Diperhatikan Bagi Penderita Maag
Menurut Profesor Alvaro Hernaez, sarapan tetap perlu dikontrol dengan baik, baik dari segi jumlah maupun komposisi nutrisinya.
“Sarapan dalam jumlah terkontrol, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, serta memiliki komposisi nutrisi yang baik sangat penting,” jelasnya.
Artikel Terkait
Ternyata Makanan Ini Tak Boleh Dikombinasi dengan Pisang
Manfaat Buah Kurma yang Tak Banyak Orang Tahu
Anxiety Ring Diklaim Bisa Mengurangi Kecemasan, Benarkah?
Kasus Hipertensi Tak Kunjung Turun, Tes Genomik Jadi Alternatif Penanganan