KALTENGLIMA.COM - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menegaskan bahwa makanan yang disediakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadan telah dipastikan aman untuk dibawa pulang dan dikonsumsi.
Menurut Taruna, pihaknya telah mempertimbangkan kemungkinan peserta didik membawa makanan tersebut ke rumah setelah sekolah.
Oleh karena itu, keamanan dan kualitas makanan telah diperhitungkan dengan cermat agar tetap layak dikonsumsi.
Baca Juga: Usai Jadi Tersangka Pemerasan, Nikita Mirzani Datangi Kantor Penyidik
BPOM juga melakukan pendampingan bagi Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memastikan layanan yang diberikan sesuai dengan prosedur keamanan pangan.
Setiap bahan makanan, seperti daging, nasi, dan sayuran, memiliki masa degenerasi dan dapat mengalami perubahan reaksi jika bercampur dengan bahan pangan lain akibat proses mikroorganisme.
Untuk menghindari risiko tersebut, makanan yang dibawa pulang akan dikemas secara terpisah dalam wadah khusus. Misalnya, sayuran tidak dicampurkan langsung dengan nasi atau lauk lainnya agar tetap segar dan aman dikonsumsi.
Baca Juga: Ajukan Saksi Ahli, Hasto Berupaya Bela Diri di Kasus Suap dan Perintangan Penyidikan
Dalam kesempatan yang sama, Taruna menekankan pentingnya program Makan Bergizi Gratis dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia.
Berdasarkan data yang ia sampaikan, sekitar 80 persen anak di Indonesia mengalami masalah gizi, dengan 21,6 persen mengalami stunting, 40 persen mengalami defisiensi mikronutrisi, dan sekitar 20 persen mengalami kelebihan nutrisi.
Ia menekankan bahwa program MBG merupakan investasi jangka panjang yang bertujuan menyehatkan anak-anak serta mencegah mereka dari berbagai penyakit degeneratif, metabolisme, dan non-infeksius. Dengan adanya program ini, pola makan anak serta asupan gizi mereka dapat lebih terkontrol.
Baca Juga: BMKG Sebut Banjir Jakarta dan Sekitarnya Kiriman Puncak Bogor
Lebih lanjut, Taruna menekankan bahwa keberhasilan MBG membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat.
Ia mengusulkan agar program ini dikerjakan secara bergotong royong dengan melibatkan industri pangan agar dapat berjalan secara berkelanjutan dalam jangka panjang.