nasional

Mengapa Hujan Bisa Terjadi Saat Cuaca Panas? Simak Penjelasannya di Sini

Selasa, 6 Mei 2025 | 09:15 WIB
Ilustrasi hujan di Indonesia (freepik/topntp26)

KALTENGLIMA.COM - Apakah kamu pernah merasakan hujan tiba-tiba turun saat cuaca sedang panas terik? Atau mungkin saat musim kemarau, langit mendadak gelap dan hujan deras pun mengguyur? Fenomena seperti ini sering kali terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan sering menimbulkan rasa ingin tahu.

Lantas, bagaimana mungkin hujan bisa turun meskipun cuaca sedang panas atau di tengah musim kemarau?

Untuk menjelaskan fenomena tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan tentang penyebabnya sebagai berikut.

Baca Juga: Soal Polisikan Roy Suryo cs, Jokowi: Sudah Menghina Saya Sehina-hinanya

Fenomena Hujan Konvektif

Fenomena hujan yang muncul di tengah cuaca panas atau pada musim kemarau sering disebut sebagai hujan konvektif. Menurut kajian ilmiah yang dipublikasikan oleh BMKG dalam Jurnal Meteorologi dan Geofisika, hujan konvektif terbentuk ketika udara hangat dan lembab naik ke atmosfer, mengalami pendinginan, dan selanjutnya membentuk awan yang memicu terjadinya hujan. Proses ini dipengaruhi oleh variasi suhu yang cukup signifikan, terutama pada pagi hingga siang hari.

BMKG menjelaskan, "Proses konvektif yang tinggi pada pagi hingga siang hari akibat intensitas radiasi matahari, akan menyebabkan pertumbuhan potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari. Hujan yang terjadi umumnya bersifat tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi singkat, yang berpotensi disertai kilat dan angin kencang."

Secara sederhana, hujan konvektif adalah reaksi atmosfer terhadap pemanasan yang tidak merata di permukaan bumi. Proses pemanasan ini menyebabkan udara lembab naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, yang kemudian membentuk awan dan akhirnya menghasilkan hujan, meskipun cuaca awalnya tampak terik.

Baca Juga: Luna Maya dan Maxime Bouttier Nikah Besok, Jalani Siraman Hari Ini

Penjelasan Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hujan konvektif, meskipun pada cuaca panas atau di musim kemarau. Salah satu penyebab utamanya adalah fenomena atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, serta Rossby Equatorial.

BMKG menjelaskan, "Fenomena iklim dan cuaca di Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dinamika cuaca yang beragam. Selama musim kemarau, adanya potensi gangguan seperti MJO (Madden-Julian Oscillation) dan gelombang atmosfer lainnya tetap dapat menyebabkan pembentukan awan hujan."

Menurut BMKG, meskipun musim kemarau identik dengan cuaca kering, ternyata fenomena gangguan atmosfer dapat turut memengaruhi pola cuaca. Hal ini berpotensi mendorong terbentuknya awan-awan yang bisa menyebabkan hujan serta meningkatkan curah hujan di wilayah tertentu.

Baca Juga: Pengungkapan Peredaran Narkoba di Lapas: Manfaatkan CCTV, Sahroni Menduga Ada Oknum Terlibat

Halaman:

Tags

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB