KALTENGLIMA.COM - Kaum anak muda harus lebih berhati-hati, keseringan begadang ternyata bisa memicu masalah stroke. Stroke sendiri merupakan kondisi medis serius yang terjadi saat pasokan darah ke otak mengalami gangguan, akibat penyumbatan (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (hemoragik). Spesialis saraf dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni) dr Henry Riyanto SpN menerangkan kebiasaan begadang mungkin saja menjadi salah satu faktor risiko stroke. Dalam pandangannya, ini berkaitan erat dengan tingkat stres tinggi yang ditimbulkan dari begadang. Sehingga, ia mengimbau masyarakat untuk dapat tetap mendapatkan jam tidur pengganti setelahnya, bila terpaksa harus begadang.
"Begadang itu kan antaranya itu masalah hormonal ya, dalam arti kata stres. Kalau misalnya kita begadang, mungkin kita harus membayar kurang tidurnya di waktu lain, karena otak kita ini membutuhkan istirahat," jelas dr Henry ketika ditemui di acara Symposium 'Recent Update of Neuroscience & Minimally Invasive Neurosurgery' di Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
"Masalah begadang, mungkin pada jangka waktu tertentu, kendali stres, tiap orang pasti punya stres, kenali bagaimana cara holiday-nya, bagaimana cara mengeluarkan stresnya itu," lanjutnya.
Baca Juga: Hindari Penggunaan Aplikasi Ilegal, Begini Cara Memiliki Dua Akun WhatsApp di Satu Ponsel
dr Henry menjelaskan mengenai faktor risiko stroke dibagi menjadi 'tidak bisa dikendalikan' dan 'bisa dikendalikan'. Faktor risiko 'tidak bisa dikendalikan' biasanya berkaitan dengan riwayat keluarga dan genetik.
Menurut dr Henry, penting bagi masyarakat agar bisa mengenali kondisi kesehatannya masing-masing. Kenali juga faktor risiko yang bisa dikendalikan untuk mencegah stroke.
"Kita harus mengenali diri kita sendiri, bagaimana keturunannya, juga pola kerja, stres, dan lain-lain," katanya.
Baca Juga: Game Terakhir! Squid Game Season 3 Rilis Poster dan Tanggal Tayang
"Faktor risiko yang bisa dikendalikan seperti konsumsi junk food mungkin menggunakan pengawet tertentu, kadar gula tinggi, garamnya tinggi, ini bisa dinilai menjadi faktor risiko kelainan katastropik," pungkas dr Henry.
Artikel Terkait
Polda Banten Tangkap Tiga Debt Collector Usai Rampas Motor
Drama Nine Puzzles Tampilkan Aksi Saling Tuduh antara Kim Da Mi dan Son Seok Ku
Kapan Cuti Bersama Idul Adha 2025? Simak Jadwalnya
Pj Bupati Barito Utara Hadiri Rakor Lintas Sektor Bahas RDTR Kecamatan Montallat dan Teweh Timur
Wabup Rahmanto : Otonomi Daerah Bukan Sekadar Pembagian Kewenangan