KALTENGLIMA.COM - Bank Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menyatakan bahwa pengawasan terhadap mesin ATM yang tersebar di berbagai wilayah telah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Namun demikian, aksi pembobolan masih saja terjadi, bahkan dilakukan oleh petugas keamanan internal. Salah satu kasus terbaru terjadi di Kabupaten Wajo, di mana pelakunya adalah seorang sekuriti Bank Sulselbar sendiri.
Corporate Secretary Bank Sulselbar, Hartani Djurnie, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerapkan sistem pengawasan berjenjang dan pengamanan berlapis sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk seluruh regulasi terkait aspek keamanan.
Baca Juga: Komisi I DPR RI Lakukan Uji Kelayakan Calon Dubes Mulai Hari Ini
Ia mengakui tidak ada indikasi mencurigakan dari pelaku yang selama ini dipercayakan mengelola keamanan mesin ATM. Peristiwa ini pun menjadi pelajaran penting bagi pihak bank untuk meningkatkan kehati-hatian ke depannya.
Hartani menegaskan bahwa kasus ini tidak serta-merta mencoreng semua tenaga keamanan yang direkrut melalui sistem outsourcing, karena pelaku merupakan oknum yang kini telah dikembalikan kepada pihak vendor, bahkan sudah diberhentikan dari pekerjaannya.
Terkait proses hukum, kasus ini telah diserahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian. Ia pun menyampaikan apresiasi atas respons cepat dari Polres Sengkang dalam menangani kasus tersebut.
Menanggapi kejadian ini, Bank Sulselbar akan memperketat langkah preventif dengan memperkuat sistem keamanan, memperbaiki kondisi fisik mesin ATM, dan menambah intensitas perawatan mesin.
Selain itu, bank juga akan menerapkan standar keamanan ideal yang selama ini sudah dijalankan, seperti teknologi pemantauan pada mesin ATM, pemasangan CCTV, penutupan ruang ATM, serta pengawasan transaksi mencurigakan secara real-time.
Sebagai tambahan, pihak bank juga akan meminta vendor untuk memberikan edukasi lebih lanjut kepada tenaga sekuriti, terutama dalam menanamkan nilai integritas serta menghindarkan diri dari pengaruh negatif seperti gaya hidup konsumtif, godaan kekuasaan, dan tekanan lingkungan sosial.