Kaltenglima.com - Martapura, Kalimantan Selatan, sudah dikenal sebagai pusat pendidikan agama Islam di Kalimantan. Para alim ulama yang mempunyai derajat Aulia Allah pun, menggebleng ilmunya di Kota ini.
Keberadaan pondok pesantren menjadi ciri khas kota ini, sebagai pusat pendidikan Islam di Kalimantan. Salah satunya Pondok Pesantren Darussalam, Pondok Pesantren ini lembaga pendidikan Islam tertua dan terbesar di Kalimantan, dan terus melahirkan alim ulama yang menjadi panutan masyarakat hingga saat ini.
Barang tentu, Pesantren Darussalam sangat menarik untuk menjadi referensi umat Islam yang ingin dirinya atau anaknya menuntut ilmu agama Islam.
Pondok Pesantren Darussalam didirikan pada tahun 1914 M oleh K.H. Jamaluddin, salah seorang ulama terkemuka pada saat itu.
Keputusan KH. Djamaluddin untuk mendirikan pesantren dilandasi dengan semangat dalam rangka pengembangan agama islam di wilayah Kalimantan Selatan.
Pada awal berdirinya, pesantren Darussalam tampil dengan system pengajaran tradisional. Materi-materi yang diajarkan terbatas hanya di bidang keagamaan dengan pengajian halaqoh dimana para murid duduk bersimpuh mengelilingi guru sambil mendengarkan materi keagamaan yang diberikan. Jadi saat itu belum ada tingkatan kelas.
Keberadaan Pondok Pesantren Darussalam benar-benar menjadi keagamaan masyarakat Banjar yang dikenal memiliki tradisi keagamaan yang sangat kuat. Bahkan, sejumlah ulama Indonesia terkemuka berasal dari daerah ini. Setelah K.H. Djamaluddin meninggal dunia digantikan oleh KH. Hasan Ahmad.
Demikian pula dengan bangunan pesantren masih sangat sederhana, perkembangan pesantren Darussalam mengalami lompatan besar ketika pesantren dipimpin KH. Kasyful Anwar, ia menggantikan KH. Hasan Ahmad. Dia menjadi pimpinan pesantren dari tahun 1922 hingga 1940.
Dalam rangka meningkatkan pendidikan pesantren. Ia melakukan pemugaran gedung lama diganti gedung baru bertingkat. Gedung itu memiliki enam belas lokal, yang digunakan baik sebagai ruang belajar maupun kantor.
Selain itu, asfek terpenting dari pembaharuan yang dilakukan KH. Kasyful Anwar adalah memperkenalkan sistem klasikal / madrasah pada sistem pendidikan tradisional dengan sistem kelas berjenjang.
Pada periode itulah, sejumlah pembaharuan dilakukan dalam rangka meningkatkan pendidikan pesantren. Ia melakukan pemugaran gedung lama diganti gedung baru bertingkat. Gedung itu memiliki enam belas lokal, yang digunakan baik sebagai ruang belajar maupun kantor.
Pada perkembangannya mengalami kemajuan ditandai dengan penambahan kelas dan kurikulum, kemudian dibangunlah sekolah-sekolah umum karena mengikuti kemajuan zaman serta diadakannya sarana penunjang kemajuan.
Adapun fakor-faktor yang mempunyai mempengaruhi kemajuan Pondok Pesantren Darussalam Martapura antara lain: kepemimpinan yang baik, dukungan masyarakat, dukungan pemerintah dan dukungan organisasi.
Pondok Pesantren juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap perkembangan masyarakat setempat dalam berbagai bidang yaitu : politik, keagamaan, ekonomi maupun kebudayaan.