Poin penting dari pembaharuan yang dilakukan KH. Kasyful Anwar adalah memperkenalkan sistem klasikal / madrasah pada sistem pendidikan tradisional dengan sistem kelas berjenjang. Mulai dari Tahdiriyah selama 3 tahun, Ibtidaiyah 3 tahun, dan Tsanawiyah 3 tahun.
KH. Kaysful Anwar juga melakukan pembaharuan pada sistem kurikulum. Ia tidak lagi membatasi pendidikan pesantren pada mata pelajaran agama Islam, tapi juga memasukkan mata pelajaran umum dalam kurikulum yang berlaku di pesantren.
Modernisasi pesantren Darussalam terus berlangsung sejalan dengan perkembangan masyarakat sekitar. Kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang makin beragam – yang tidak hanya terbatas dibidang keagamaan – senantiasa memperoleh perhatian yang sangat besar dari pengelola pesantren Darussalam pada periode berikutnya.
Saat ini pesantren Darussalam tidak hanya mendirikan lembaga pendidikan Islam madrasah, tapi juga lembaga pendidikan umum. Pesantren yang berlokasi di Martapura juga memiliki SMP, SPP (Sekolah Pertanian) yang menggunakan kurikulum dari departemen pertanian, dan STM yang mengacu pada Depdiknas. Bahkan, pesantren juga mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam yang dipadu dengan sistem pesantren.
Sebagaimana pesantren pioneer lainnya, pesantren darussalam Martapura juga mengembangkan ciri khas / keunggulan untuk menyedot para santri dari daerah sekitarnya.
Adapun ciri khas pesantren ini, kurikulum pesantren mengacu pada kitab kuning, sementara sekolah menggunakan sistem klasikal. Pesantren memiliki hubungan sangat dekat dengan masyarakat (community based institution), sehingga Darussalam sekaligus berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan – kegiatan sosial keagamaan masyarakat.
Kondisi sosial masyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat Martapura, pesantren Darussalam tak bisa melepaskan keterkaitannya dengan masyarakat sekitar pesantren.
Masyarakat Martapura, dan juga Kalimantan Selatan pada umumnya, dikenal sangat agamis, sehingga mereka sangat mendukung berbagai kegiatan pesantren.
Dukungan tersebut selanjutnya disambut pesantren dengan mendirikan berbagai lembaga pendidikan modern yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi wilayah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, Pesantren Darussalam yang merupakan pesantren pioneer di wilayah Kalimantan Selatan memiliki sejumlah pendidikan formal. Mulai dari Ibtidaiyah, hingga perguruan tinggi berjejer di pesantren tersebut.
Adapun lokasinya khusus di jalan Perwira Komplek Pangeran Antasari Martapura, yang juga sekarang di tambah dengan pendidikan ekstra kurikuler Ula’ dan Wustho Salafiyah pada tempat dan waktu belajar tersendiri.
Sedangkan untuk pendidikan diniyah, pesantren menerapkan kurikulum tersendiri. Adapun kondisi dan siswa pendidikan diniyah antara lain : Diniyah Awwaliyah serta juga Diniyah Wustho dan Diniyah Ulya, daftar terlampir.
Sebagaimana pesantren lainnya, pesantren Darussalam Martapura juga sangat memperhatikan pengembangan minat dan bakat para santri. Untuk itu Darussalam juga menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler antara lain : pengajian Kitab kuning, kursus kerajinan batu aji, kursus otomotif, las listrik / karbit, dan kursus menjahit.
Sebagai pesantren tua di Kalimantan Selatan, Darussalam juga menyelenggarakan kegiatan ekonomi seperti, Kopontren Darussalam , warung serba ada , toko kitab, warpostel, kebun karet, persawahan, bengkel las, dan percetakan / fotokopi
Kiat memajukan pesantren ini ditempuh dengan dua cara. Pertama bidang fisik berupa pemugaran bangunan pondok pesantren dan membangun laboratorium bahasa.