KALTENGLIMA.COM, SAMPIT - Kelemahan pengawasan lalulintas ternak sapi terhadap adanya outbreak atau wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjadi perhatian akibat merebaknya penyakit itu menyerang 1.247 sapi di Jawa Timur.
Namun demikian petani lokal Kabupaten Kotawaringin Timurr merespon hal itu dengan, Aji salah seorang peternak sapi Desa Sumber Makmur, Kecamatan Mentaya Hilir Utara menanggapi ringan hal itu.
"Justru ini peluang bagi kami peternak lokal, kami berharap ini jadi perhatian dinas terkait agar pasar sapi lokal jadi prioritas," kata Aji saat dimintai tanggapan oleh Kaltenglima.com, Sabtu (7/5/2022).
Baca juga : https://www.kaltenglima.com/nasional/pr-3513353158/wow-oknum-polisi-jadi-bos-tambang-emas-ilegal
Namun demikian Aji berharap kelemahan Pengawasan lalulintas ternak tidak menyebabkan penyakit yang mewabah di sapi-sapi di Jawa Timur juga merebak ke wilayah Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Sementara itu saat dikonfirmasikan ke Penanggung Jawab Balai Karantina Pertanian Palangka Raya Wilayah Kerja Sampit, Agung Rahmadi, Dia mengatakan, pihaknya masih menunggu arahan dari pusat.
"Kami menunggu arahan dari pusat dan atasan kami di Palangkaraya. Permasalahan ini masih dirapatkan. Jadi, kami juga masih menunggu informasi dari pimpinan," kata Agung, saat dikonfirmasi Sabtu (7/5/2022).
Diketahui, informasi tentang wabah ini, berdasarkan surat Kepala Pusat Veterinaria Farma bernomor 05001/PK.310/F4.H/05/2022 tanggal 5 Mei 2022 tentang Jawaban Hasil Uji Sampel Suspect PMK.
Selain itu, adanya wabah juga diketahui dari laporan Kepala Dinas Peternakan Jatim Indyah Aryani kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Kamis (5/5/2022). Laporan tentang kejadian penyakit menular akut pada ternak di Jatim.
"Outbreak telah menyerang 1.247 ekor di empat kabupaten tersebut yang terkonfirmasi memiliki tanda klinis sesuai dengan indikasi penyakit PMK," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Grahadi, Surabaya, dilansir dari Promedia Teknologi Indonesia, Portal Banyuwangi, Sabtu (7/5/2022).
Tanda klinis penyakit tersebut berupa demam tinggi 39-41 derajat celcius, keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa.
Kemudian luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri kuku lepas, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
"Namun, penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan," ujar Khofifah.
PMK adalah penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen dan bisa menyebabkan kerugian ekonomi sangat tinggi.