“Maksudnya saya juga kurang paham. Belum saya dalami lagi. Apakah itu sabu buat anggota atau hasil jualannya ini kan ada dua dugaan kan saya belum tahu,” imbuhnya.
Adriel mengatakan Dody saat itu tidak bisa berbuat banyak sebagai bawahan. Meskipun demikian Dody Prawiranegara sempat menolak perintah sang jenderal.
“Dia bilang ‘siap tidak berani jendral’ itu katanya kata pak Doddy ada di-chat di-Whatsapp,” tukasnya.
Baca Juga: Terduga Pelaku Pembunuh Bocah 12 Tahun di Cimahi Tertangkap
Kuasa hukum Dody Prawiranegara bertutur Teddy Minahasa terus mendesak Kapolsek Bukit Tinggi itu untuk menuruti perintahnya.
“(AKBP Doddy) sudah coba menolak. Berkali-kali dia (AKBP Doddy) ngomong ‘Saya ini Kapolres Bukittinggi, dia ini Kapolda Sumatera Barat (Irjen TM) yang jelas-jelas dia pimpinan tertinggi saya’. Namun ya pihak Pak Teddy tetap mendesak,” ujar Adriel.
Diketahui baru-baru ini Hotman Paris menerima tawaran untuk menjadi penasehat hukum Teddy Minahasa.
Hotman Paris akhirnya turun tangan untuk membantu koleganya dalam kasus yang bisa membuat Teddy Minahasa dihukum mati.
Hotman Paris mengatakan ia memiliki balas budi kepada Teddy Minahasa pada masa lampau.
Hal ini yang menggerakkan pengacara bergaji milyaran rupiah hingga mau jadi penasehat hukum Teddy Minahasa
"Saya mau karena saya sudah kenal Teddy ini jauh sebelum pandemi Covid-19. Waktu dia masih jadi Karo Paminal di Propam Mabes Polri, dia banyak bantu pengaduan rakyat kecil yang datang ke Kedai Joni," ungkap pengacara yang baru merayakan ultahnya di Bali ini.
Demikian isi chat WA yang berisi perintah Teddy Minahasa kepada Dody Prawiranegara untuk menyisihkan sesuatu dari hasil tangkapan narkoba.***
