Hal ini diperkuat oleh pengalaman Yangyang Li, manajer pemasaran dari sebuah perusahaan wisata petualangan di Indonesia, yang menyebut banyak pendaki salah menilai karena hanya melihat jarak tempuh tanpa mempertimbangkan elevasi.
Ia menjelaskan bahwa pada hari pertama pendakian, kenaikan ketinggian bisa mencapai lebih dari 1.000 meter yang sangat menguras tenaga.
Umumnya, untuk mencapai puncak Rinjani dibutuhkan waktu minimal dua hari satu malam, meskipun banyak pendaki memilih rencana perjalanan tiga hari dua malam demi keamanan dan kenyamanan.
Baca Juga: Lansia di Medan Tewas Dibunuh, Ternyata Pelaku Tukang Servis CCTV Langganan Korban
Jalur summit attack dari Plawangan Sembalun menuju puncak sepanjang satu kilometer seringkali memakan waktu hingga tiga jam.
Jalurnya terdiri dari pasir vulkanik dan batu kerikil yang licin, serta harus ditempuh sebelum matahari terbit dalam suhu dingin, angin kencang, dan kabut tebal.
Hal ini menuntut tidak hanya kekuatan fisik, tetapi juga ketahanan mental yang tinggi. Dua jalur utama pendakian Rinjani adalah Sembalun dan Senaru.
Baca Juga: Pemprov-Bank Banten Akan Meluncurkan Tabungan Pajak untuk Meringankan Beban Ojol
Jalur Sembalun lebih banyak dipilih karena kontur awalnya lebih landai dan langsung menuju puncak, sementara jalur Senaru menawarkan keindahan panorama hutan tropis dan Danau Segara Anak, cocok untuk pendaki yang tidak berniat mencapai puncak.
Banyak pendaki pemula memilih jalur Senaru karena hanya ingin menikmati pemandangan dari bibir kawah tanpa harus menyelesaikan pendakian penuh.
Pendakian Rinjani tidak boleh dilakukan sembarangan. Berdasarkan ketentuan dari Taman Nasional Gunung Rinjani, setiap aktivitas pendakian wajib menggunakan jasa pemandu resmi dan terakreditasi.
Baca Juga: Studi Ini Beri Peringatan Buat Orang Tua, Gadget di Bawah 13 Tahun Dapat Rusak Mental Anak!
Meski ada yang berusaha menghindari aturan ini, sangat disarankan untuk mengikuti pendakian yang terorganisir, dengan pemandu berlisensi, porter, serta dukungan logistik yang memadai demi keselamatan.
Rahman Mukhlis juga menegaskan bahwa pemandu harus memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan dan sertifikasi, termasuk kemampuan membaca kondisi medan, memahami cuaca ekstrem, serta menangani situasi darurat di gunung.
Artikel Terkait
Ini Dia Kesalahan Orang Minum Kopi, Simak Penjelasannya
Mual Saat Naik Gunung? Kenali Penyebabnya
Cocok Untuk Menemani Akhir Pekan, Ini Resep Bakso Goreng Ayam Udang