KALTENGLIMA.COM - Media sosial ramai dengan berita bahwa sebuah rumah sakit di Jakarta kebanjiran pasien anak-anak yang menjalani cuci darah atau hemodialisis sebagai pengobatan untuk gagal ginjal kronis.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengonfirmasi bahwa memang ada anak-anak yang harus menjalani hemodialisis.
Dalam survei yang dilakukan oleh IDAI, ditemukan adanya hematuria dan proteinuria pada urine anak-anak, yang menunjukkan kehadiran darah dan protein dalam air kencing mereka.
Baca Juga: Gempa 5,2 Guncang Maluku Tenggara Barat, Sumbernya di Laut Kedalaman 154 KM
Ketua Umum IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyatakan bahwa ini adalah salah satu indikator awal kerusakan ginjal, yang mencerminkan gaya hidup anak-anak usia 12-18 tahun yang sangat memprihatinkan.
Ia menambahkan bahwa pola makan, pola aktivitas, dan pola tidur anak-anak sering kali tidak sehat, dengan banyak yang begadang dan malas berolahraga.
Menurut laman IDAI, penyakit ginjal kronis (PGK) adalah penyebab utama anak-anak harus menjalani cuci darah atau hemodialisis.
Baca Juga: Ngaku Hanya Ikuti Atasan, Terdakwa Korupsi Jalur KA Rp 1,1 T Ajukan Eksepsi
Anak dianggap mengalami PGK jika terdapat kerusakan ginjal yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih. Pada tahap awal, penyakit ginjal pada anak sering kali tidak menunjukkan gejala dan berkembang secara perlahan tanpa disadari.
Pada balita, PGK paling sering disebabkan oleh kelainan bawaan seperti masalah dalam pembentukan jaringan ginjal, yang bisa disertai atau tidak disertai sumbatan.
Pada anak usia lima tahun ke atas, PGK lebih sering disebabkan oleh penyakit genetik seperti penyakit ginjal polikistik atau penyakit yang didapat seperti glomerulonefritis kronis.
Baca Juga: Roti Okko Mengandung Pengawet Berbahaya, Ini Dampak Jangka Panjangnya Kata Dokter!
Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan PGK pada anak meliputi riwayat keluarga dengan penyakit ginjal polikistik atau penyakit ginjal genetik, berat lahir rendah atau prematur, riwayat gagal ginjal akut, kelainan bawaan ginjal, infeksi saluran kemih, riwayat sindrom nefrotik atau sindrom nefritis akut atau sindrom hemolitik uremik, penyakit sistemik seperti diabetes, lupus, Henoch Schoenlein purpura, dan riwayat tekanan darah tinggi.
Artikel Terkait
Hindari 7 Gaya Hidup Buruk Ini Tingkatkan Resiko Terkena Kanker
Heboh Anak-anak ke RSCM Cuci Darah, Ini Respons IDAI
Waduh! Ternyata Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas Berbahaya