KALTENGLIMA.COM - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan jika jumlah keluarga berisiko stunting (KRS) di Indonesia mengalami penurunan cukup signifikan.
Direktur Pelaporan dan Statistik (Laptik) BKKBN Lina Widyastuti menyebutkan jumlah KRS pada 2022 secara nasional berkisar 13,5 juta penduduk.
Angka itu menurun dari 2023, menjadi 11,8 juta penduduk dan kembali turun pada catatan awal 2024 menjadi 8,6 juta penduduk.
"Jumlah keluarga berisiko stunting (KRS) mengalami penurunan yang disebabkan oleh intervensi yang berdasar pada strategi penapisan yang telah ditetapkan," imbuhnya saat ditemui di kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur, Jumat (9/8/2024).
Baca Juga: Ratusan Warga Nigeria Meninggal Karena Wabah Demam Lassa, Apa itu?
Lina mengatakan intervensi yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) berbasis data peningkatan akses terhadap jamban dan air bersih. Selain itu, intervensi terkait komunikasi maupun pelayanan modern terhadap pasangan usia subur (PUS) juga diyakini ikut berpengaruh.
"Sebuah keluarga dikatakan sebagai keluarga berisiko jika termasuk dalam keluarga sasaran (yakni calon pengantin, ibu hamil, keluarga memiliki baduta atau anak di bawah usia dua tahun, keluarga memiliki balita) yang tidak memiliki jamban dan akses air minum sehat," terangnya.
Artikel Terkait
Korupsi Dana Desa, Kades dan Bendahara Desa di Tulungagung Tersangka
Spanyol Raih Medali Emas Usai Bungkam Prancis di Sepak Bola Olimpiade Paris 2024
Meski Dikasih Gratis, Apple Lebih Memilih Ini
Trik Mudah Bikin Notes Instagram Jadi Gold Spesial Olimpiade Paris 2024
Spesifikasi dan Harga Reno 12 F 4G dan 5G di Indonesia