KALTENGLIMA.COM - Viral di media sosial, imbauan untuk tidak memberikan teh pada anak menyoroti risiko gangguan penyerapan zat besi yang dapat memicu anemia.
Menurut Spesialis Anak dr. Jati Kusuma Wardhani, SpA, kebiasaan memberikan teh pada anak, terutama oleh orang tua atau pengasuh yang belum mengetahui risikonya, sering menyebabkan anemia defisiensi besi. Kondisi ini kerap tidak terdeteksi karena gejalanya tidak khas dan baru diketahui setelah pemeriksaan darah.
Teh mengandung tanin, senyawa yang dapat mengikat zat besi dari makanan dan menghambat penyerapannya, seperti dijelaskan oleh Spesialis Gizi Klinik dr. Raissa E. Djuanda, MGizi, SpGK.
Baca Juga: Kenali Jenis Kanker Paru-paru yang Banyak Dialami Non Perokok
Hal ini membuat anak yang rutin minum teh berisiko kekurangan zat besi, yang sangat penting untuk perkembangan otak, kekebalan tubuh, energi otot, dan pencegahan stunting.
Namun, dr. Raissa menjelaskan bahwa teh tetap boleh diberikan pada anak jika diberikan dengan jeda waktu 1-2 jam setelah makan. Teh yang kandungan taninnya rendah, seperti teh hijau, juga lebih aman.
Orang tua juga disarankan untuk meningkatkan asupan vitamin C dari buah-buahan seperti jeruk, kiwi, atau stroberi, yang dapat membantu penyerapan zat besi lebih baik.
Artikel Terkait
Meski Tak Merokok, Ternyata Ini Pemicu Kanker Paru di Usia Muda
Kondisi Raja Salman Usai Jalani Perawatan Radang Paru-paru
Heboh di Medsos untuk Tak Berikan Teh Manis ke Anak, Fakta Atau Mitos?