COVID 'Menggila' di Thailand, Disebut Sebagai Penyebab Kematian Terbanyak dalam Sebulan

photo author
- Selasa, 3 Juni 2025 | 13:05 WIB
Ilustrasi Covid-19 - Peningkatan Angka COVID-19 di Asia, Kementerian Kesehatan Keluarkan Surat Edaran, Himbau Pemangku Kebijakan Pantau Perkembangan Situasi Global (dio-tv.com)
Ilustrasi Covid-19 - Peningkatan Angka COVID-19 di Asia, Kementerian Kesehatan Keluarkan Surat Edaran, Himbau Pemangku Kebijakan Pantau Perkembangan Situasi Global (dio-tv.com)

KALTENGLIMA.COM - Seorang dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn, Assoc Prof Dr Thira Woratanarat sudah mendesak masyarakat demi meningkatkan kewaspadaan terhadap jenis baru virus COVID-19. Ia memberikan peringatan terkait, COVID sebagai penyebab utama penyakit dan kematian selama bulan dan minggu terakhir di Thailand. Mengutip dari The Nation, dalam sebuah unggahan Facebook, Dr Thira menyampaikan dalam sebulan terakhir, sekitar 170 ribu orang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, yang memicu 37 kematian. Sebagai perbandingan, hanya satu kematian yang dilaporkan akibat influenza selama periode yang sama.

Dalam periode 18 hingga 24 Mei, COVID-19 terus mengakibatkan jumlah penyakit dan kematian tertinggi di antara warga Thailand. Jumlah kasus COVID lima kali lebih banyak daripada kasus diare, sepuluh kali lebih banyak daripada kasus influenza, bahkan 30 kali lebih banyak daripada kasus keracunan makanan. Dr Thira menegaskan, meski COVID telah menjadi endemik, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh sebagai penyakit ringan. Ia menjelaskan COVID tidak sama dengan flu biasa dan pada umumnya tidak menimbulkan gejala ringan seperti influenza.

Ia menghimbau masyarakat untuk mewaspadai gejala-gejala dan bertindak secara bertanggung jawab guna mencegah penyebaran virus di lingkungan masyarakat. Di sisi lain, Dr Thira juga mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang ini tengah memantau varian LP.8.1 dan NB.1.8.1. Varian LP.8.1 kini menyumbang sekitar 39 persen infeksi di 51 negara. Sementara itu, varian NB.1.8.1 terus meningkat, dengan tingkat infeksi 10,7 persen di 22 negara.

Baca Juga: Rilis di Indonesia! Headphone Sony WH-1000XM6 Makin Jago Redam Suara

WHO telah mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai variant under monitoring (VUM) karena lebih cepat menyebar atau menular dibandingkan LP.8.1, dan mampu menghindari kekebalan tubuh 1,5 hingga 1,6 kali lebih besar terhadap perlindungan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X