Simak di Sini! Dokter Ungkap 3 Kebiasaan di Usia Muda yang Dapat Merusak Otak

photo author
- Senin, 21 Juli 2025 | 17:29 WIB
Ilustrasi otak manusia dengan tali yang terikat oleh simbol cinta dan rantai, menggambarkan ketergantungan dalam hubungan toxic (Freepik)
Ilustrasi otak manusia dengan tali yang terikat oleh simbol cinta dan rantai, menggambarkan ketergantungan dalam hubungan toxic (Freepik)

 

KALTENGLIMA.COM - Otak adalah organ kompleks yang terletak di dalam tengkorak dan menjadi pusat sistem saraf pusat. Organ ini mengendalikan segala fungsi tubuh, seperti pikiran, ingatan, emosi, hingga gerakan. Dengan ini, kesehatan otak harus dijaga dengan baik agar tubuh bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Ternyata ada kebiasaan-kebiasaan yang mungkin sering dilakukan di masa muda dan bisa merusak kesehatan otak.

Dokter neurologi dari University of Michigan, Baibing Cheng, menyampaikan kebiasaan ketika muda yang sebaiknya dihindari demi menjaga kesehatan otak. Ia pun menyesal pernah melakukan tiga kebiasaan ini dan mengingatkan generasi muda untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Dikutip dari CNBC, berikut disebutkan tiga kebiasaan yang bisa merusak otak :

Baca Juga: Digelar untuk Keenam Kalinya, Huma Betang Night Jadi Ajang Pelestarian Budaya dan Promosi UMKM Kalteng

1. Sering Minum Soda
Saat remaja, Cheng terbiasa minum satu hingga dua kaleng soda setiap hari setiap pulang sekolah, ditambah dengan camilan manis. Saat itu, masih belum banyak yang sadar mengenai dampak gula berlebihan pada tubuh. Sekarang, ia memahami mengonsumsi gula berlebihan bisa meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2, penyakit jantung, peradangan kronis, hingga kognitif. Bahkan, kebiasaan tersebut juga dapat membuat risiko demensia seperti Alzheimer bisa meningkat juga. Menurut Cheng, beberapa dampak jangka panjang akibat kebiasaan tersebut mungkin tidak bisa dipulihkan sepenuhnya. Namun, disarankan untuk mengurangi konsumsi gula untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

2. Mendengarkan Musik Terlalu Keras
Mendengarkan musik dengan volume yang keras melalui earphone bisa merusak sel-sel rambut di koklea yang tidak bisa beregenerasi, menyebabkan gangguan pendengaran, tinitus (telinga berdenging), hingga gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan. Sebuah riset menunjukkan adanya hubungan antara gangguan pendengaran dan penurunan fungsi kognitif. Sebab, otak harus bekerja ekstra keras untuk memproses suara. Sekarang, Cheng membatasi volume hanya 60 persen dan tak lebih dari 60 menit per hari. Cheng juga menekankan pentingnya segera menggunakan alat bantu dengar jika dibutuhkan, karena bisa menurunkan risiko demensia.

3. Sering Begadang
Begadang untuk menonton TV atau bermain game terus dilakukannya tanpa menyadari pentingnya tidur untuk perkembangan otak. Tidur berperan dalam konsolidasi memori, pemrosesan emosi, dan pembersihan limbah dari otak. Cheng yang berprofesi sebagai dokter tidak selalu bisa tidur cukup karena tuntutan pekerjaan. Namun, sekarang ia mulai memperjuangkan perubahan di dunia medis agar para tenaga kesehatan bisa mendapatkan waktu tidur yang cukup. Menurut Cheng, kerusakan struktural otak akibat kurang tidur bisa permanen. Namun, dampak perilaku dan kognitif masih bisa dipulihkan dengan memperbaiki pola tidur.

Baca Juga: Waspada! Studi Baru Temukan Risiko Jika Konsumsi Kayu Manis Terlalu Banyak

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X