KALTENGLIMA.COM - Jerawat hormonal merupakan salah satu masalah kulit yang cukup sulit dihindari karena muncul akibat adanya fluktuasi atau ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Kondisi ini biasanya berkaitan dengan peningkatan hormon androgen, seperti testosteron, yang memicu produksi sebum berlebih.
Ketika sebum bercampur dengan sel kulit mati dan bakteri, pori-pori menjadi tersumbat sehingga menimbulkan jerawat.
Baca Juga: Peran Genetik Orang Tua pada Kecerdasan Anak, Mana yang Lebih Dominan?
Menurut dokter kulit asal New York, Dr. Michele Green, jerawat hormonal dapat hilang dengan sendirinya setelah kadar hormon kembali seimbang.
Namun, jerawat jenis ini kerap muncul kembali karena hormon cenderung berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Lama penyembuhannya juga berbeda pada tiap individu, tergantung kondisi kulit, gaya hidup, serta cara dalam mengatasi ketidakseimbangan hormon.
Baca Juga: Pasien Gagal Ginjal Perlu Waspada, Jangan Konsumsi 5 Sayuran Ini
Ada berbagai faktor yang dapat memicu timbulnya jerawat hormonal, mulai dari pubertas, sindrom ovarium polikistik (PCOS), menopause, siklus menstruasi, hingga peningkatan kadar androgen.
Selain itu, stres, pola makan, kehamilan, serta penggunaan maupun penghentian pil kontrasepsi juga dapat berperan dalam kemunculannya.
Dengan memahami faktor penyebab, perawatan jerawat hormonal dapat dilakukan lebih efektif meskipun perlu dijalani dalam jangka panjang karena jerawat ini bisa kembali muncul sesuai kondisi hormon tubuh.
Baca Juga: Aktivitas Fisik yang Terbukti Bermanfaat Menekan Sel Kanker Payudara
Tanpa evaluasi dan perawatan medis yang tepat, jerawat hormonal bahkan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Artikel Terkait
Tak Hanya untuk Cek Status Anak, Ini Fungsi Lain Tes DNA
Dari Kasus Anak di Sukabumi, Ketahui Bagaimana Cacing Bisa Menginfeksi Tubuh
Aktivitas Fisik yang Terbukti Bermanfaat Menekan Sel Kanker Payudara
Bukan 10 Ribu Langkah, Ini Cara Jalan Kaki yang Disebut Paling Baik Menurut Studi