KALTENGLIMA.COM - Belakangan ini masyarakat Riau, khususnya di Kabupaten Kepulauan Meranti, dikejutkan oleh isu adanya warga yang terjangkit cacar monyet atau mpox.
Seorang santri berinisial BS dilaporkan mengalami demam, muncul bintik merah yang kemudian berkembang menjadi lesi, hingga akhirnya meninggal dunia pada 20 September 2025.
Meski sempat menimbulkan kekhawatiran, hasil uji laboratorium dari Kementerian Kesehatan memastikan bahwa dua warga Meranti yang sebelumnya diduga terinfeksi dinyatakan negatif mpox.
Baca Juga: Mudah Dikenali, Inilah Tanda Tubuh yang Sehat
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan daerah setempat segera melakukan berbagai tindakan pencegahan, mulai dari penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin, hingga penyelidikan epidemiologi di lingkungan pondok pesantren.
Mpox sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan memiliki gejala mirip dengan cacar, meskipun biasanya lebih ringan.
Gejala yang umum muncul antara lain demam disertai menggigil, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, serta munculnya ruam atau luka pada kulit yang dapat bermula dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh, termasuk area genital.
Baca Juga: Mudah Lelah? Simak Cara Memenuhi Asupan Protein Tubuh dengan Benar
Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung dengan luka penderita, cairan tubuh, atau benda yang telah terkontaminasi.
Kontak erat seperti pelukan, ciuman, hingga hubungan seksual juga menjadi jalur penularan, begitu pula dari hewan yang terinfeksi kepada manusia.
Walaupun siapa saja bisa tertular, kelompok dengan risiko lebih tinggi adalah anak-anak, ibu hamil, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, serta penderita penyakit kulit tertentu seperti eksim.
Baca Juga: Ingin Sirkulasi Darah Lebih Baik? Coba Cara Alami Ini
Hingga kini belum ada obat khusus untuk mpox. Sebagian besar pasien dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 2 hingga 4 minggu, meskipun pada kasus yang berat dokter mungkin memberikan obat antivirus tertentu.
Upaya pencegahan sangat penting untuk menekan risiko penularan, antara lain dengan menjaga kebersihan diri, menghindari kontak dengan penderita, tidak berbagi barang pribadi, serta melakukan vaksinasi bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi.
Artikel Terkait
Mengenal Anoreksia, Gangguan Makan yang Cukup Berbahaya
Jangan Asal Campur, Jamur Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Makanan Ini
Ingin Sirkulasi Darah Lebih Baik? Coba Cara Alami Ini
Mudah Lelah? Simak Cara Memenuhi Asupan Protein Tubuh dengan Benar