2 Pelari Meninggal Dunia saat Event Siksorogo Lawu Ultra, Kenapa Bisa Jantung Kolaps saat Olahraga?

photo author
- Senin, 8 Desember 2025 | 12:10 WIB
Ilustrasi - Event lari yang akan diselenggarakan di Kota Bandung pada Oktober 2025. (Pexels/RUN 4 FFWPU)
Ilustrasi - Event lari yang akan diselenggarakan di Kota Bandung pada Oktober 2025. (Pexels/RUN 4 FFWPU)

 

KALTENGLIMA.COM - Dua pelari Siksorogo Lawu Ultra meninggal dunia ketika mengikuti race. Korban diduga mengalami serangan jantung saat mengikuti ajang lari itu.

Terlepas dari kasus yang menimpa keduanya, kolaps dan meninggal saat olahraga akibat penyakit jantung beberapa kali dijumpai, bahkan pada atlet. Penyebab utama kematian mendadak ketika berolahraga biasanya berkaitan dengan kondisi jantung yang tidak terdiagnosis.

"Penting untuk diperhatikan bahwa olahraga dengan intensitas fisik yang berat dan berlangsung lama dapat berdampak negatif terhadap jantung," terang dr Andrianto, SpJP(K) FIHA, pakar ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dikutip dari Unair News.

Baca Juga: Saat Suami Bantah Nikah Siri, Wardatina Mawa Sempat Minta Maaf ke Inara Rusli

dr Andrianto menjelaskan kolaps akibat henti jantung ketika olahraga terkadang dapat terjadi akibat kelainan genetik yang meliputi kelainan struktural, aritmia, penyakit jantung koroner prematur atau anomali koroner kongenital.

"Dalam kasus kelainan genetik ini, olahraga dengan intensitas berat dapat memicu terjadinya serangan aritmia jantung fatal yang mengakibatkan henti jantung mendadak," jelas dia.

Dilansir dari laman INAHeart, olahraga yang intens dan berlebihan bisa memiliki dampak negatif terhadap jantung, terutama dalam meningkatkan risiko aritmia berbahaya dan serangan jantung. Ketika berolahraga, tubuh melepaskan hormon adrenalin yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

Baca Juga: Usai Viral Adanya Dugaan Selingkuh, 2 ASN Disdik Kabupaten Bogor Dipanggil Pemkab

Pada individu dengan kelainan jantung tersembunyi, peningkatan adrenalin ini dapat memicu aritmia, seperti ventrikular takikardia atau fibrilasi, yang bisa fatal.

Selain itu, hormon endorfin yang dilepaskan selama aktivitas fisik intens bisa menutupi rasa sakit, membuat seseorang tidak menyadari bahwa mereka telah melewati batas kemampuan fisik mereka, yang juga dapat meningkatkan risiko kerusakan jantung.

"Oleh karena itu, penting untuk berolahraga dengan bijaksana, memahami batasan tubuh, dan berkonsultasi dengan profesional medis sebelum memulai program latihan yang intens," tandasnya.

Baca Juga: Tulis Surat Tolong Kuburkan Saat Buang Bayinya di Stasiun Citayam, Ini Alasan Sang Ibu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X