KALTENGLIMA.COM - AstraZeneca baru-baru ini mengakui bahwa vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan bersama Universitas Oxford dapat menyebabkan efek samping berupa sindrom trombosis trombositopenia (TTS), yang berpotensi menyebabkan pembekuan darah. Pengakuan ini dilaporkan oleh The Telegraph, yang mengatakan bahwa AstraZeneca menyampaikan informasi ini dalam dokumen hukum yang diserahkan ke pengadilan tinggi di London pada Februari 2024.
Menurut spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito A Damay, TTS adalah kondisi langka di mana seseorang mengalami pembekuan darah yang tidak biasa bersamaan dengan jumlah trombosit yang rendah. Dia menjelaskan bahwa kondisi ini dapat dipicu oleh reaksi imun yang tidak biasa di mana sistem kekebalan tubuh seseorang salah mengidentifikasi komponen tertentu dalam vaksin sebagai ancaman dan tanpa sengaja menyerang trombosit dalam darah.
"Ini dapat menyebabkan pembekuan darah abnormal dan penurunan jumlah trombosit," katanya, Minggu (5/5/2024).
Baca Juga: Ketahui Dampak Infeksi Bakteri Meningitis Menurut Dokter
Meskipun begitu, trombosis trombositopenia syndrome (TTS) dapat dipicu oleh faktor-faktor selain vaksinasi saja, menurut penjelasan dari dr. Vito A Damay.
"TTS tidak hanya terkait dengan vaksinasi. Kondisi ini juga bisa terjadi karena beberapa faktor lain misalnya autoimun atau kondisi perdarahan Orang dengan gangguan autoimun tertentu mungkin lebih rentan terhadap TTS karena sistem imun mereka yang sudah cenderung bereaksi berlebihan terhadap berbagai zat atau stimulan," katanya.
Beberapa obat, seperti heparin, memiliki potensi untuk mempengaruhi pembekuan darah atau sistem kekebalan tubuh, yang dapat memicu kondisi serupa TTS yang dikenal sebagai thrombocytopenia induced by heparin (HIT).
Baca Juga: Ini Kata BMKG Usai Negara Tetangga ‘Terpanggang’ Gelombang Panas
"Infeksi yang parah, terutama yang disertai dengan sepsis, dapat memicu pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit, mirip dengan TTS. Kondisi lain yang mempengaruhi pembekuan darah atau kesehatan trombosit, seperti trombosis vena dalam (DVT) atau sindrom antifosfolipid, juga dapat meningkatkan risiko TTS," ujarnya.