KALTENGLIMA.COM - Tiga minggu setelah turbulensi yang dialami oleh pesawat Singapore Airlines SQ321, beberapa penumpang yang menjalani perawatan intensif di RS Samitivej Srinakarin, Thailand, telah diperbolehkan pulang. Namun, sekitar 10 penumpang lainnya masih memerlukan perawatan.
Wakil Direktur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, dr. Saran Intakul, mengungkapkan bahwa pasien-pasien tersebut masih membutuhkan rehabilitasi untuk cedera yang mereka alami.
Mereka mengalami kesulitan menggerakkan tubuh mereka seperti biasa, sehingga perlu ada pengawalan untuk membantu mereka pulang.
Baca Juga: Usai Jokowi dan JK Ogah Jadi Saksi, SYL Datangkan Tiga Orang Ini
Menurut dr. Saran, hampir seluruh penumpang SQ321 yang dirawat mengalami cedera tulang belakang. Salah satu pasien bahkan harus menjalani beberapa operasi karena mengalami gejala yang berbeda setelah operasi pertama.
Ia menjelaskan bahwa sulit untuk memastikan apakah pasien akan mengalami efek jangka panjang seperti kelumpuhan atau nyeri kronis setelah pengobatan.
Dr. Saran juga menyebutkan bahwa rumah sakit memiliki berbagai peralatan dan mesin yang bisa mendukung dan membantu pasien kembali ke aktivitas sehari-hari yang mereka jalani sebelumnya.
Baca Juga: WHO Sebut 1,6 Juta Orang Sakit Setiap Hari Karena Makanan yang Tidak Aman
Meski tidak ada pasien yang mengalami cedera tulang belakang total, beberapa di antaranya mengalami robekan sebagian pada sumsum tulang belakang mereka.
Tubuh pasien berusaha beradaptasi dengan sistem saraf yang tersisa, sehingga perkembangan pemulihan bisa sangat bervariasi dan sulit diprediksi.
Dr. Saran menambahkan bahwa ia tidak dapat memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan pasien dengan cedera tulang belakang untuk pulih sepenuhnya, karena hal tersebut bergantung pada banyak faktor.