KALTENGLIMA.COM - Spons yang lembap dan jarang diganti menjadi sarang bagi berbagai jenis bakteri, termasuk E. coli.
Bakteri-bakteri ini dapat menempel pada peralatan makan yang kita gunakan sehari-hari, dan jika tertelan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Baca Juga: Thomas Lembong Ikut Turun ke Jalan, RI Berada di Persimpangan
Mengapa Spons Cepat Kotor?
- Lingkungan lembap: Spons cuci piring seringkali berada dalam kondisi lembap setelah digunakan untuk mencuci piring. Kondisi ini sangat ideal bagi pertumbuhan bakteri.
- Sisa makanan: Sisa makanan yang menempel pada spons menjadi sumber nutrisi bagi bakteri.
- Kontak dengan berbagai jenis permukaan: Spons digunakan untuk membersihkan berbagai permukaan, termasuk permukaan yang terkontaminasi oleh bahan mentah atau makanan yang sudah matang.
Baca Juga: Gaji Capai Rp12 Juta, Kementerian PAN-RB Buka 61 Formasi
Bahaya yang Mengintai
- Infeksi saluran pencernaan: Bakteri seperti E. coli yang terdapat pada spons dapat menyebabkan diare, mual, muntah, dan demam jika tertelan.
- Penyakit kulit: Kontak langsung dengan spons yang kotor dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama pada orang dengan kulit sensitif.
- Penyakit lainnya: Dalam beberapa kasus, bakteri yang terdapat pada spons dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Baca Juga: Daftar Anyar Cagub - Cawagub dari PDIP, Tunggu Arahan Megawati
Tips Merawat Spons Cuci Piring
- Ganti secara berkala: Idealnya, ganti spons setiap 2-3 minggu sekali.
- Cuci dengan air panas dan sabun: Setelah digunakan, cuci spons dengan air panas dan sabun untuk mengurangi jumlah bakteri.
- Peras hingga kering: Setelah dicuci, peras spons hingga benar-benar kering sebelum disimpan.
- Jemur di bawah sinar matahari: Menjemur spons di bawah sinar matahari secara berkala dapat membantu membunuh bakteri.
- Gunakan alternatif: Selain spons, Anda bisa menggunakan sikat cuci piring atau kain lap microfiber yang lebih mudah dibersihkan.