KALTENGLIMA.COM - Usus besar merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan yang memiliki peran penting dalam menyelesaikan proses pencernaan.
Setelah makanan melalui lambung dan nutrisinya diserap di usus halus, sisa makanan yang tidak tercerna akan diteruskan ke usus besar.
Di sinilah sisa air, garam, dan vitamin diserap kembali oleh tubuh, sementara bagian yang tersisa dipadatkan menjadi tinja.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Strategi Ampuh Atasi Overthinking Saat Malam
Tinja kemudian bergerak menuju kolon sigmoid dan disimpan sementara di rektum sebelum akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
Namun, usus besar sangat rentan terhadap berbagai gangguan inflamasi yang bisa dipicu oleh sejumlah faktor, seperti pola makan yang tidak sehat, stres, gaya hidup yang buruk, serta konsumsi obat-obatan tertentu.
Ketika usus besar dalam kondisi sehat, proses pembuangan limbah tubuh berjalan lancar.
Baca Juga: Anda Sering Terbangun di Dini Hari? Mungkin Ini yang Menjadi Penyebabnya
Sebaliknya, gangguan pada usus besar—yang sering disebut sebagai kondisi “usus rusak”—dapat memicu berbagai masalah, seperti nyeri, peradangan, atau iritasi, yang merupakan sinyal bahwa fungsi usus sedang terganggu dan perlu mendapat perhatian medis.
Salah satu gangguan umum yang menyerang usus besar adalah penyakit radang usus. Kolitis ulseratif, misalnya, biasanya menyebabkan nyeri di bagian kolon sigmoid yang mengarah ke rektum.
Penyakit Crohn cenderung menimbulkan rasa sakit di sekitar pusar atau sisi kanan bawah perut. Divertikulitis menimbulkan nyeri di kolon sigmoid, sementara sindrom iritasi usus besar sering menyebabkan nyeri di perut kiri bawah.
Baca Juga: Tahukah Kamu Bahaya Pendarahan Menstruasi yang Berlebihan
Selain itu, kanker kolorektal juga dapat menyerang usus besar, meskipun umumnya tidak menimbulkan nyeri di tahap awal.