Anda Sering Terbangun di Dini Hari? Mungkin Ini yang Menjadi Penyebabnya

photo author
- Senin, 26 Mei 2025 | 08:45 WIB
Ilustrasi terbangun dari tidur di tengah malam. (pexels/cottonbro)
Ilustrasi terbangun dari tidur di tengah malam. (pexels/cottonbro)

KALTENGLIMa.COM - Terbangun dini hari tanpa alasan yang jelas mungkin sudah sering dialami bagi sebagian orang. Tanpa disadari, kondisi seperti ini bisa menjadi tanda adanya sesuatu yang lebih serius pada kesehatan. Mengutip dari The Sun, sekitar 32 persen orang dewasa di Inggris mengalami masalah tidur yang sama. Mereka yang berusia antara 25 hingga 34 tahun merupakan kelompok umur yang sering mengalami kondisi ini.

Wakil CEO The Sleep Charity, Lisa Artis, berikan peringatkan gangguan tidur ini dapat menjadi tanda tiroid yang terlalu aktif, atau dikenal dengan hipertiroidisme. Kondisi ini kemungkinan besar menyebabkan seseorang sering terbangun dini hari. Pada bagian leher, terdapat kelenjar kecil kuat berbentuk kupu-kupu yang dinamakan tiroid. Kelenjar ini memproduksi hormon tiroid, T4 (tiroksin) dan T3 (triiodotironin) yang membantu mengendalikan metabolisme, detak jantung, suhu tubuh, dan tingkat energi .

Kelebihan hormon tiroid bisa mempercepat metabolisme dan menstimulasi sistem saraf, sehingga menimbulkan gejala seperti kecemasan, detak jantung cepat, dan kegelisahan. Hal tersebut juga bisa meningkatkan kadar kortisol (hormon stres) yang dapat menyebabkan seseorang bangun lebih awal dari biasanya, terutama di pagi hari.

Baca Juga: Membanggakan, Pelajar Mura Raih Medali Perunggu Kejuaraan Bulutangkis Junior Internasional di Thailand

"Kortisol berperan dalam membangunkan Anda di pagi hari, tetapi jika tiroid Anda terlalu aktif, respons stres dapat menjadi tidak seimbang, menyebabkan Anda bangun terlalu pagi dan merasa gelisah," jelas Artis.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh ahli Endokrinologi, dr Gaurav Agarwal dari Rumah Sakit Nuffield Health Tunbridge Wells membenarkan jika sering bangun dini hari merupakan tanda awal hipertiroidisme.

"Hipertiroidisme relatif umum di Inggris. Penyebab paling umum adalah penyakit Graves, suatu kondisi autoimun, dengan merokok sebagai salah satu faktor risiko terbesar," tutur dr Agarwal.

Baca Juga: Resmi Rilis di Indonesia, Infinix GT 30 Pro dengan Harga 3 Jutaan

"Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, biasanya pada usia 20 hingga 40 tahun,"

Pada umumnya, gejala hipertiroidisme yaitu hiperaktif, merasa lelah sepanjang waktu, rasa haus meningkat, merasa gerah, otot melemah, kulit gatal, periode menstruasi yang sering dan/atau lebih ringan pada wanita, hingga menurunnya hasrat seksual. dr Agarwal memperingatkan hipertiroidisme jangka panjang, jika tidak diobati, maka bisa menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memicu adanya gagal jantung.

"Melemahnya tulang (osteoporosis), detak jantung tidak teratur (fibrilasi atrium), dan bahkan gagal jantung dapat terjadi. Bahkan dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan," katanya.

Baca Juga: Kasus Narkoba Libatkan Enam Polisi di Hulu Sungai Tengah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X