KALTENGLIMA.COM - Makanan basi sering kali dianggap remeh oleh sebagian orang. Meski teksturnya berubah, rasanya agak aneh, atau aromanya tidak lagi segar, banyak yang tetap memilih untuk memakannya dengan alasan sayang jika dibuang.
Padahal, tidak semua makanan basi aman dikonsumsi, terutama jika sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Secara umum, makanan basi adalah makanan yang mengalami perubahan pada tekstur, rasa, atau aroma akibat proses kimia alami maupun paparan lingkungan.
Baca Juga: Jarang Disadari, Ini Gejala Kanker Kolorektal yang Semakin Banyak Menyerang Usia Muda
Contohnya, roti yang mengeras karena kehilangan kelembapan atau keripik yang melempem akibat menyerap uap air dari udara.
Menurut para ahli pangan, makanan basi tidak selalu berbahaya. Perubahan pada tekstur dan rasa memang terjadi, tetapi selama tidak ada tanda pembusukan atau jamur, makanan tersebut umumnya masih aman dikonsumsi.
Namun, jika sudah muncul jamur, aroma tengik, atau perubahan bentuk yang mencolok, sebaiknya makanan segera dibuang untuk menghindari risiko kesehatan.
Baca Juga: Ternyata Simpel Banget! Ini 5 Makanan Rahasia Panjang Umur Orang Jepang
Meski kadang masih bisa dimakan, konsumsi makanan basi dalam kondisi tertentu dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh. Salah satunya adalah gangguan pencernaan.
Makanan basi yang terkontaminasi jamur atau bakteri bisa memicu mual, muntah, sakit perut, hingga diare. Selain itu, spora jamur pada makanan juga berpotensi menimbulkan reaksi alergi, terutama pada orang yang sensitif, dengan gejala seperti gatal, bersin, atau sesak napas.
Lebih jauh, jika makanan basi terkontaminasi bakteri berbahaya seperti Salmonella atau E. coli, risiko keracunan makanan bisa meningkat.
Baca Juga: Rekomendasi Minuman Alami yang Bantu Redakan Pegal dan Lemas
Bakteri ini mudah berkembang biak di lingkungan lembap dan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.