KALTENGLIMA.COM - Kasus keracunan massal akibat konsumsi makanan bergizi gratis di Bandung Barat menjadi peristiwa yang paling diperhatikan karena melibatkan ribuan siswa dalam waktu kurang dari seminggu.
Menurut penyelidikan awal, bakteri Salmonella sp diduga sebagai faktor utama yang membuat anak-anak mengalami sakit. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Labkesda Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr Ryan Bayusantika Ristandi, menyampaikan hasil dari pemeriksaan di laboratorium.
"Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk, yakni Salmonella dan Bacillus cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan," kata Ryan.
Dia berpendapat bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan kontaminasi adalah durasi antara persiapan dan penyajian makanan yang terlalu panjang, sehingga memungkinkan pertumbuhan bakteri.
"Jika makanan disimpan pada suhu ruang lebih dari enam jam, apalagi tanpa pengontrolan suhu yang tepat, risiko tumbuhnya bakteri sangat tinggi," ujarnya.
Bakteri Salmonella sp merupakan salah satu dari beberapa bakteri yang paling sering menyebabkan keracunan makanan, bersama dengan escherichia coli (E Coli) dan campylobacter spp.
Baca Juga: Ini Langkah yang Diperlukan untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi
"Pasien dengan keracunan kuman ini umumnya datang dengan muntah-muntah dan diare," beber Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dalam keterangannya, Minggu (28/9/2025).
Ia menyatakan bahwa bakteri Salmonella sp memiliki waktu inkubasi antara 12 hingga 24 jam atau bisa juga kurang dari 48 jam.
"Jika makanan disimpan pada suhu ruang lebih dari enam jam, apalagi tanpa pengontrolan suhu yang tepat, risiko tumbuhnya bakteri sangat tinggi," ujarnya.
Baca Juga: Terbukti! Pelihara Kucing Bikin Otak Lebih Relaks-Nggak Mudah Stres
Bakteri Salmonella sp merupakan salah satu dari beberapa bakteri yang paling sering menyebabkan keracunan makanan, bersama dengan Escherichia coli (E Coli) dan Campylobacter spp.