KALTENGLIMA.COM - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai rencana pemerintah mengerahkan sekitar 300 dokter magang ke lokasi bencana di Aceh dan wilayah Sumatera lainnya sebenarnya tak perlu dilakukan. Ketua Umum IDI, Slamet Budiarto, menegaskan tenaga dokter yang sudah kompeten dan tak berstatus magang justru lebih dari cukup untuk dimobilisasi ke daerah terdampak.
Slamet menyebut dokter magang dikhawatirkan belum bisa bekerja secara mandiri di lapangan, terutama dalam situasi bencana yang membutuhkan respons cepat dan penanganan medis yang optimal.
"Dokter magang itu kan belum optimal, belum bisa mandiri, harus ada pendamping. Orang dokter yang nggak magang saja sudah melimpah, bisa dimobilisasi," ujarnya kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).
Baca Juga: Gegara Jamur Beracun, Puluhan Warga AS Alami Kerusakan Hati: Satu Orang Tewas
Menurut Slamet, Kementerian Kesehatan memiliki sumber daya dokter yang besar dan bisa langsung dikerahkan tanpa harus mengandalkan tenaga magang.
IDI menilai Kemenkes sebenarnya sangat mampu mengirim ratusan hingga ribuan dokter jika diperlukan. Salah satu sumbernya ialah jaringan 30 rumah sakit vertikal yang tersebar di berbagai daerah.
"Di bawah Kementerian Kesehatan itu dokter banyak. Rumah sakit vertikal ada 30. Kalau satu rumah sakit kirim 10 orang, ya sudah 300. Belum termasuk relawan," ujarnya.
Baca Juga: Muncul Gerakan Patungan Beli Hutan, Legislator Sebut Ini Sindiran Tajam
Mulai dari RSCM Jakarta, RSUP, hingga rumah sakit di Sumatera, seluruhnya mempunyai tenaga medis yang cukup besar dan bisa digerakkan ke daerah bencana bila ada instruksi dan dukungan pembiayaan dari pemerintah.
Saat ini, IDI juga disebutnya memiliki banyak dokter yang siap menjadi relawan, tetapi organisasi tersebut terkendala biaya untuk memberangkatkan mereka ke lokasi bencana.
"IDI banyak dokter, tapi karena tidak mampu memberangkatkan jadi nggak bisa banyak. Tapi kalau ada pembiayaan, itu bisa," kata Slamet.
Baca Juga: Klaim Nadiem Tak Terima Duit di Kasus Laptop, Pengacara: Harta Naik Hasil Saham