Sebab, salah satu yang menjadi garapan Kemenag adalah hati melalui pembinaan umat.
Baca Juga: WHO: Kasus TBC Global Cetak Rekor Tertinggi, 8 Juta Orang Terinfeksi
Tujuannya, agar tidak ada jarak antara laku hidup masyarakat dengan ajaran agama yang dipeluknya.
"Makin berjarak masyarakat dengan ajaran agamanya, maka di situ ada kegagalan pembinaan umat. Tapi makin dekat antara masyarakat dengan ajaran agamanya, maka itu ada sebuah keberhasilan pembinaan umat," tambahnya.
Baca Juga: BMKG Rilis Perkiraan Puncak Musim Hujan 2024/2025 di Indonesia, Ini Jadwalnya
Menurut Nasaruddin, kriteria keberagamaan tidak hanya diukur dengan hal-hal yang bersifat formalitas.
Lebih dari itu, ada nilai yang bersifat filosofi pada ajaran setiap agama serta bagaimana umat menerapkannya.
"Semakin berjarak antara pemeluk dengan ajaran agama, maka itu ada masalah. Tantangan kami di Kemenag bagaimana menciptakan jarak yang lebih dekat lagi dan akhirnya bisa menyatu antara ajaran agama dan pemeluknya," tukasnya.
Artikel Terkait
Prabowo Bakal Hukum Bank Kelola Dana Haji yang Hanyar Cari Cuan
Avanza Maut Tabrak Pasutri di Grogol Hingga Tewas
Kemenag Usul Anggota TNI jadi Petugas Haji 2025
Ternyata Ini Alasan Apple Tak Produksi iPhone 9
Kampanye Akbar Pramono-Rano: Ajak Warga Jakarta Gembira Bersama