Ketahui Makna Perayaan Imlek dan Sejarahnya di Indonesia

photo author
- Minggu, 19 Januari 2025 | 13:44 WIB
Ilustrasi terkait perayaan Imlek 2025. ( Pixabay)
Ilustrasi terkait perayaan Imlek 2025. ( Pixabay)

Dalam dialek Hokkien, Imlek (阴历, dibaca im-le̍k) terdiri atas dua suku kata, di mana im berarti 'bulan' dan lek berarti 'penanggalan'. Dari situ, arti Imlek adalah 'kalender bulan'.

Istilah Imlek berbeda lagi dalam bahasa Mandarin. Kata tersebut dikenal dengan sebutan yin li(陰曆, dibaca yīn lì). Maknanya juga sama, yaitu 'lunar calendar' atau 'kalender bulan'.

Selain Imlek, ada juga istilah lain yang digunakan untuk mengacu Tahun Baru China. Itu adalah Sin Cia.

Baca Juga: Rating Frontier Airlines Anjlok Usai Perlakuan Tak Adil Dengan Khabib Nurmahomedov yang Diusir Dari Pesawat

Secara bahasa, sin artinya 'baru' dan cia bermakna 'bulan pertama'. Dari penjelasan tersebut, maka sin cia diterjemahkan sebagai bulan pertama pada kalender China yang baru.

Makna Perayaan Imlek

Berdasarkan penelitian berjudul 'Fungsi dan Makna Penyambutan Hari Raya Imlek pada Masyarakat Etnis Tionghoa di Kota Bandar Lampung', perayaan Imlek memiliki makna sebagai perwujudan dari harapan-harapan masyarakat Tionghoa. Harapan itu di antaranya keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan.

Komunitas Tionghoa di Indonesia merayakan Imlek dengan ucapan syukur atas rezeki yang diberikan selama tahun sebelumnya. Selain itu, perayaan Imlek menjadi simbol agar tahun ini menjadi tahun yang berkah dan lebih dibandingkan sebelumnya. Adapun Imlek ini dirayakan selama 15 hari dengan berbagai tradisi di dalamnya.

Baca Juga: Dokter Beberkan Cara Jalan Kaki yang Baik untuk Kesehatan Jantung

Sejarah Perayaan Imlek

Awalnya, perayaan Imlek dilaksanakan oleh para petani di China untuk menyambut kedatangan musim semi. Konon, ada seekor binatang raksasa bernama Nian yang hendak memakan manusia pada pergantian tahun.

Hingga suatu saat, datang seorang kakek yang menantang Nian untuk memangsa binatang pemangsa lainnya. Nian menerima tantangan itu dan memakan hewan pemangsa lainnya sehingga membawa kedamaian dan kegembiraan.

Setelah itu, Nian dan si Kakek yang merupakan seorang dewa itu menghilang. Sebelum pergi, kakek memberikan pesan kepada warga agar memasang dekorasi kertas berwarna merah yang menjadi ketakutan Nian di pintu dan jendela.

Tak hanya itu, masyarakat juga diminta menggunakan petasan untuk mengusir Nian. Oleh karena itu, perayaan Imlek atau Sin Tjia dirayakan dengan cara menggantung lampion merah dan melepaskan petasan di malam pergantian tahun baru.

Baca Juga: Pemprov Jakarta Data Korban Kebakaran Glodok untuk Berikan Bantuan Asuransi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nova Elisa Putri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X