Menko Airlangga Bertemu Mendag AS Bahas Negosiasi Tarif

photo author
- Minggu, 20 April 2025 | 16:48 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Deri Ridwansyah/Jawapos.com)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Deri Ridwansyah/Jawapos.com)

KALTENGLIMA.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melanjutkan upaya negosiasi perdagangan dengan menemui Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Howard Lutnick.

Pertemuan tersebut berlangsung di Kantor Departemen Perdagangan AS (DoC) pada Kamis (17/4/2025) dan menjadi lanjutan dari komunikasi sebelumnya yang telah dilakukan secara daring.

Dalam pertemuan itu, Airlangga menyampaikan proposal konkret dari Indonesia terkait negosiasi tarif, termasuk rencana peningkatan impor produk-produk asal AS seperti energi (minyak mentah, LPG, dan bensin) serta produk pertanian (kedelai, bungkil kedelai, dan gandum) yang dibutuhkan dan tidak diproduksi di dalam negeri.

Baca Juga: Delapan PSU Diawasi Ketat Oleh Bawaslu RI

Ia juga menegaskan komitmen kerja sama di sektor mineral kritis, dukungan terhadap investasi AS di Indonesia, dan upaya penyelesaian hambatan non-tarif (NTB) yang kerap dikeluhkan pelaku usaha AS.

Lutnick menyambut baik komitmen dan proposal tersebut, bahkan menyebut pendekatan Indonesia sebagai langkah konkret yang berbeda dari negara lain yang juga tengah melakukan negosiasi serupa.

Ia menyetujui target penyelesaian negosiasi dalam 60 hari ke depan dan menyarankan segera menyusun jadwal pembahasan teknis lebih lanjut bersama DoC dan USTR.

Baca Juga: Bareskrim Bongkar Jaringan Narkoba Malaysia-Indonesia 38 Kilogram di Riau

Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Wamenkeu Thomas Djiwandono, Mari Elka Pangestu, dan jajaran dari Kemenko Perekonomian serta Kemendag.

Langkah diplomasi ini merupakan respons terhadap kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, dan menjadi peluang bagi Indonesia karena termasuk salah satu negara yang langsung mendapat respons positif dan diterima untuk melakukan negosiasi secara langsung.

Negosiasi ini penting untuk menjaga keseimbangan hubungan dagang dan membuka jalan bagi kerja sama ekonomi yang lebih kuat antara kedua negara.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dedy Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X