KALTENGLIMA.COM - Laporan terbaru State of Mobile 2025 dari Sensor Tower menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi kedua secara global dalam hal pertumbuhan pengguna aplikasi kripto pada tahun 2024. Negara ini mencatat peningkatan sebesar 54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jerman berada di urutan pertama dengan kenaikan 91 persen, sementara Brasil dan Prancis menyusul dengan pertumbuhan masing-masing 47 persen.
Temuan ini mencerminkan potensi besar Indonesia sebagai pasar kripto, ditopang oleh populasi digital yang terus berkembang dan minat tinggi generasi muda terhadap aset digital.
Baca Juga: Mengenal Kemarau Basah yang Terjadi di Indonesia dan Kapan Berakhirnya?
Menanggapi hal ini, CEO Tokocrypto, Calvin Kizana, melihat tren tersebut sebagai peluang untuk memperluas pemahaman serta penggunaan aset kripto di masyarakat.
Ia menyatakan bahwa lonjakan pengguna aplikasi kripto merupakan tanda bahwa masyarakat mulai merasa nyaman berinteraksi dengan aset digital.
Menurutnya, tren positif ini juga menjadi sinyal bagi pelaku industri untuk terus berinovasi dalam produk dan edukasi yang dapat mendorong adopsi kripto lebih luas lagi.
Baca Juga: Long Weekend, Polisi Siapkan Ganjil Genap hingga One Way di Bogor
Calvin juga menekankan bahwa pertumbuhan ini bukan sekadar fenomena sesaat, melainkan cerminan dari kematangan pasar.
Ia menilai semakin banyak pengguna yang melihat kripto sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang, bukan hanya instrumen spekulatif.
Pengguna kini lebih berhati-hati, selektif dalam memilih platform, dan menunjukkan minat tinggi terhadap aspek edukasi dan keamanan. Hal ini menurutnya menjadi landasan penting bagi perkembangan industri aset digital ke depan.
Artikel Terkait
Polres Gowa Nonaktifkan Polisi Lantas yang Terima Uang dari Pengendara
Dituding Jadi Dukun Santet, Rumah Wanita di Probolinggo Dilempari Bom Ikan
60. 806 Kopdes Merah Putih Dibentuk, Menkop Pede Sasaran 80 Ribu Tercapai di Bulan Juni
Kemendagri Himbau Aparat Tegas dengan Ormas yang Bermasalah