KALTENGLIMA.COM - Belakangan ini, banyak warganet melaporkan munculnya peringatan Excessive Heat atau panas menyengat berlabel Severe Weather Alert berwarna merah di fitur cuaca pada ponsel mereka.
Peringatan ini muncul karena kondisi suhu di sekitar dinilai sudah masuk kategori panas ekstrem.
Menurut keterangan dari blog resmi Google, Excessive Heat merupakan tanda bahaya yang muncul ketika suhu dan kelembapan di suatu wilayah telah melampaui ambang batas aman bagi tubuh manusia berdasarkan indeks panas NWS (National Weather Service Heat Index).
Baca Juga: WHO Soroti Ancaman Global Akibat Meningkatnya Resistensi Antibiotik
Kondisi ini biasanya terjadi ketika suhu jauh di atas rata-rata normal dan berlangsung minimal dua hari berturut-turut.
Peringatan tersebut tidak hanya menunjukkan kenaikan suhu tinggi, tetapi juga mengingatkan adanya risiko kesehatan akibat gelombang panas, seperti dehidrasi, kelelahan panas, hingga heatstroke.
Meski begitu, Google menegaskan bahwa peringatan ini hanya bersifat informatif dan bukan data resmi. Untuk informasi cuaca yang lebih akurat, masyarakat disarankan memantau pembaruan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca Juga: Bandar Narkoba 19 Kg di Bireuen Aceh Terancam Hukuman Mati
Peringatan Excessive Heat akan otomatis muncul di perangkat jika suhu lingkungan meningkat di atas normal.
Agar notifikasi tersebut aktif, pengguna dapat menghidupkan layanan lokasi, membuka situs Google, lalu mencari kata kunci “Excessive Heat”. Jika ingin melihat kondisi di daerah tertentu, cukup tambahkan nama lokasi dalam pencarian.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa penyebab utama cuaca panas menyengat saat ini adalah minimnya tutupan awan yang membuat sinar matahari langsung menembus permukaan bumi tanpa penghalang.
Baca Juga: BNPB: Gunung Marapi Sumatera Barat Erupsi, Status Tetap di Level Waspada
Ia juga menambahkan bahwa radiasi matahari meningkat terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Selain itu, Indonesia sedang berada pada masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang menyebabkan suhu terasa lebih terik dan tidak stabil.
Artikel Terkait
Kasus Korupsi Dana Operasional Rp1,2 Triliun, KPK Panggil Mantan Kadis PU Papua
Akibat Longsor Tambang, Smelter Freeport Hentikan Operasi di Akhir Oktober
KPK Telusuri Kasus Kuota Haji, Periksa Eks Ketua Koperasi Amphuri Bangkit Melayani
BNPB: Gunung Marapi Sumatera Barat Erupsi, Status Tetap di Level Waspada