Presiden Prabowo Subianto Pastikan Tanggung Jawab Soal Utang Whoosh

photo author
- Selasa, 4 November 2025 | 20:59 WIB
Presiden RI, Prabowo Subianto dalam menghadiri peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Cideng, Gambir, Jakarta Pusat (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Presiden RI, Prabowo Subianto dalam menghadiri peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Cideng, Gambir, Jakarta Pusat (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)

KALTENGLIMA.COM - Presiden Prabowo Subianto buka suara terkait tumpukan utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang tengah menjadi perbincangan publik.

Prabowo menegaskan optimistis persoalan itu dapat diatasi dan menegaskan akan bertanggung jawab penuh atas proyek tersebut.

Pernyataan ini disampaikan di Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, pada Selasa (4/11).

Baca Juga: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Salurkan Beasiswa Rp2,85 Miliar untuk Penguatan SDM

Menurut Prabowo, pihak PT KAI maupun masyarakat tidak perlu khawatir. Ia menekankan bahwa semua sarana transportasi publik, termasuk Whoosh, merupakan tanggung jawab pemerintah dan Presiden RI di ujungnya. “Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh,” ujar Prabowo.

Presiden juga meminta agar polemik soal utang Whoosh tidak dipolitisasi. Ia menegaskan ada pihak-pihak tertentu yang mencoba menimbulkan kecemasan di masyarakat.

Menurutnya, semua harus tetap tenang karena persoalan proyek ini sudah dipelajari secara matang dan diyakini dapat diatasi.

Baca Juga: Pemindahan Sembilan Orang Hasil OTT KPK di Riau ke Jakarta, Termasuk Orang Ini

Prabowo menambahkan, penilaian transportasi publik tidak seharusnya hanya melihat untung atau rugi, melainkan manfaat yang diberikan kepada rakyat.

Ia mencontohkan praktik ini di seluruh dunia, yang dikenal sebagai public service obligations, yakni kewajiban layanan publik yang tidak selalu menghasilkan keuntungan finansial.

Proyek Whoosh dibangun dengan total investasi US$7,2 miliar (Rp116,54 triliun), termasuk pembengkakan biaya sebesar US$1,21 miliar dari nilai awal US$6,05 miliar.

Sebanyak 75 persen pembiayaan berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB), sementara sisanya 25 persen merupakan modal dari pemegang saham, yakni gabungan BUMN Indonesia melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) 60 persen dan Beijing Yawan HSR Co Ltd 40 persen.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nova Elisa Putri

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bupati Bekasi Jadi Tersangka KPK Punya Harta Rp 79,1 M

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:10 WIB

KLH Angkut 116 Ton Sampah di Pasar Cimanggis Tangsel

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:50 WIB
X