Setelah kondisi agak aman, anak kecil dan polisi bernama Pak Arif itu dibasuhi wajahnya dengan air. Namun tak berapa lama, ada Aremania yang masih memburu si polisi.
Keadaan di sekitar tokonya, kata si Ibu kembali rusuh. Pengaruh alkohol bahkan obat-obatan terlarang memicu oknum suporter tersebut ngamuk kepada sembarang orang.
“Masih ngejar bocah ini kayak jaran kepang (kuda lumping). Dia sembarang (orang) digebukin dan dipukulin. Ditambah lagi, karena mereka mabuk dan konsumsi obat terlarang,” ujarnya.
Masih dari keterangan pedagang dawet yang sama, polisi pintu 3 Stadion Kanjuruhan itu berhasil diamankan meski kepalanya berakhir benjol-benjol.
Selain Pak Arif, ibu itu melanjutkan bahwa terdapat dua polisi lagi asal Sumbermanjing yang dia selamatkan.
Tak cukup sampai di sana. Suporter yang kadung marah pada aparat akibat kerusuhan di dalam stadion juga melampiaskan kekesalannya pada para Polisi Wanita (Polwan).
Untuk itu, ibu penjual dawet memberi kesaksian bahwa polwan-polwan itu sampai harus mengganti baju dinasnya dengan pakaian biasa supaya tidak diuber suporter.
Terakhir, ibu itu menyampaikan supaya masyarakat tak serta merta menyalahkan aparat sepenuhanya dalam kejadian ini.
Makanya kita nggak bisa menyalahkan polisinya, juga nggak bisa menyalahkan suporternya,” ujar dia. ***