"Awal mula munculnya martabak itu di tahun 1935. Saat itu ada seorang saudagar India yang jualan martabak di Semarang," ucap Maskun, Ketua Asosiasi Martabak dan Jajanan (Almarjan) Indonesia kepada CNNIndonesia TV.
Baca Juga: Unggah Postingan Sama di Instagram, Pemain Timnas Indonesia Kejutkan Penggemar
"Dia mendapatkan jodoh orang Lebaksiu, namanya Hj. Masniah."
Maskun bercerita bahwa setelah menikah, Masniah membantu suaminya berjualan martabak.
Jualan mereka pun berpindah-pindah mengikuti keramaian setempat seperti rolet atau komedi putar dan berkeliling.
"Setiap jualan itu selalu bawa anak buah. Jadinya ketika pindah anak buahnya buat usaha mereka sendiri."
Di Lebaksiu, saat ini, setidaknya 80 persen warganya adalah pembuat martabak telur, atau setidaknya bisa membuat martabak.
Buat warga di Lebaksiu, keahlian membuat martabak adalah tradisi turun temurun yang harus dipertahankan.
Baca Juga: 7 Pelatih Ternama di Piala Asia 2023 Qatar: Ada Paulo Bento, Mancini hingga STY
"Budaya membuat martabak harus ditanamkan. Teman-teman saya ada yang anaknya di kedokteran atau apa, rata-rata bisa (membuat) martabak. Kecuali perempuan, kalau laki laki setengah wajib bisa (membuat) martabak," kata Maskun.
Artikel Terkait
Jelang Malaysia Open 2024, Pasangan Apriani Rahayu/Siti Fadia Absen Di Malaysia dan India
Korban Tewas Kecelakaan Maut KA Turangga Mendapat Santunan Rp. 50 Juta dan Rp. 20 Juta Bagi Korban Luka-luka dari PT Jasa Raharja
Tak Kalah Dengan Wedang Ronde, Wedang Angsle Juga Cocok Disantap Saat Musim Penghujan
Skuad Timnas Korea Selatan di Piala Asia 2023, Ambisi Bawa Pulang Trofi
Bawa Sabu, Warga Murung Raya Ditangkap Satresnarkoba Polres Barito Utara