"Terkadang, stres, kecemasan, atau tekanan emosional juga dapat mempengaruhi pola makan," kata dr Leslie Heinberg.
Baca Juga: Hadapi Sidang Lawan Mafia Tanah, 2 Hal Ini Bikin Pihak Nirina Zubir Lega
Dalam sebuah penelitian yang mengamati perubahan berat badan pada 529 pria selama delapan tahun, orang yang makan dengan cepat mengalami kenaikan berat badan dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang makan lambat atau bahkan dengan porsi sedang.
Studi lain terhadap lebih dari 4.000 orang paruh baya di Jepang mencatat jika orang yang makan cepat saji cenderung mempunyai berat badan lebih besar dan mengalami kenaikan berat badan terbanyak sejak usia 20 tahun.
Alasannya, setelah makan, usus secara alami menekan ghrelin, hormon yang memicu rasa lapar. Di saat yang sama, ia juga melepaskan hormon untuk membuat seseorang merasa kenyang. Bersama-sama, hormon-hormon ini memberi tahu otak jika sebenarnya sudah makan.
Proses hormonal itu memerlukan waktu sekitar 20 menit agar otak bisa mencatatnya. Jadi, tak heran mereka yang makan dengan cepat dan sudah mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang diperlukan, cenderung masih merasa lapar, sebab sudah meletakkan sendok sebelum otak memberi sinyal.
Namun, itu tak lantas membuat seseorang harus makan selama mungkin, untuk terhindar dari risiko. "Mengunyah dalam waktu lama dan makan lambat dapat menyebabkan seseorang menelan lebih banyak udara setiap kali makan, sehingga menyebabkan kembung dan gas."
Sebetulnya, tam ada batasan berapa kali seseorang perlu mengunyah setiap gigitan, namun pakar menyarankan sekitar 20 hingga 30 kunyahan jauh lebih baik.
Baca Juga: Kulitas Udara Semakin Memburuk, Xiaomi Hadirkan Dua Produk Smart Air Purifier Terbaru
Artikel Terkait
Daftar 29 Atlet Indonesia yang Lolos Olimpiade Paris 2024
Nama Vincent dan Desta Disebut Dalam Sidang Etik Dugaan Kasus Asusila Ketua KPU, Ini Penyebabnya
Komisi II DPR RI Prihatin Terkait Kasus Hasyim Asy'ari
Cara Menambahkan Lokasi Alamat Atau Tempat Baru di Google Maps via HP
Tak Ada Info Sidang Dante Digelar, Keluarga Angger Dimas Merasa Kecolongan