Picu Kematian 2 Wanita di Brasil, Ini Gejala Virus Oropouche

photo author
- Jumat, 26 Juli 2024 | 13:12 WIB
Ilustrasi virus/bakteri penyakit kolera. [Foto: Pixabay]
Ilustrasi virus/bakteri penyakit kolera. [Foto: Pixabay]

KALTENGLIMA.COM - Baru-baru ini Brasil melaporkan kasus kematian pertama di dunia akibat virus Oropouche. Kematian dialami oleh dua wanita dari negara bagian Bahia di Timur laut Brasil.

Kementerian Kesehatan Brasil menyebutkan kedua wanita itu berusia di bawah 30 tahun tanpa riwayat penyakit komorbid. Pasien mengeluhkan gejala mirip seperti demam berdarah dengue (DBD) yang parah, seperti demam, nyeri otot, sendi kaku, sakit kepala, muntah, mual, menggigil atau sensitif terhadap cahaya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) gejala infeksi virus Oropouche biasanya mulai empat hingga delapan hari usai terinfeksi. Gejalanya biasanya berlangsung selama tiga hingga enam hari.

Baca Juga: Jadwal Upacara Pembukaan Olimpiade Paris 2024: Link Siaran Langsung

"Telah tercatat 7.236 kasus infeksi Oropouche pada tahun 2024, dengan mayoritas dilaporkan di negara bagian Amazonas dan Rondonia," kata Kementerian Kesehatan Brasil dalam sebuah pernyataan.

Kasus yang parah bisa mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti meningitis. Oropouche pertama kali diisolasi di Brasil pada tahun 1960, menurut kementerian kesehatan.

Sebagian besar kasus dilaporkan di wilayah Amazon di Brasil,namun wabah dan kasus terisolasi sudah dilaporkan di tempat lain di Amerika Latin.

Baca Juga: Join The Trend, Apple Disebut-sebut Akan Merilis iPhone ‘Flip’ Pada Tahun 2026 Mendatang

Di lain sisi, Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) juga mengeluarkan peringatan epidemiologi terkait peningkatan kasus virus Oropouche yang dilaporkan di lima negara Brasil, Bolivia, Peru, Kuba, dan Kolombia di Kawasan Amerika.

"Kami berbicara kepada para ahli PAHO tentang peningkatan kasus ini, laporan terkini tentang potensi penularan vertikal, dan upaya Organisasi untuk mendukung negara-negara yang terkena dampak sembari mereka terus memperkuat pengawasan epidemiologi," kata PAHO dikutip dari laman resminya.

Oropouche (OROV) merupakan arbovirus dan anggota famili Peribunyaviridae. Virus ini pertama kali terdeteksi pada tahun 1955 di dekat Sungai Oropouche di Trinidad, diikuti oleh sejumlah wabah di Brasil menjelang akhir abad lalu.

Baca Juga: Intip Seragam Tim Indonesia Untuk Pembukaan Olimpiade Paris 2024

"Oropouche adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang terutama ditularkan melalui gigitan serangga yang dikenal sebagai agas (Culicoides paraensis). Penyakit ini juga dapat ditularkan oleh nyamuk Culex quinquefasciatus," lanjutnya PAHO

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Wanda Hanifah Pramono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X