Fenomena 'Jam Koma' Landa Gen Z, Ini Faktor Pemicunya

photo author
- Rabu, 23 Oktober 2024 | 18:39 WIB
Ilustrasi jam koma Gen Z (Dok:Pixabay/Rosy / Bad Homburg / Germany)
Ilustrasi jam koma Gen Z (Dok:Pixabay/Rosy / Bad Homburg / Germany)

KALTENGLIMA.COM - Istilah "jam koma" kini menjadi populer di kalangan Gen Z, terutama melalui media sosial. Meskipun dapat dialami oleh berbagai generasi, Gen Z lebih sering mendokumentasikan pengalaman mereka, membuat fenomena ini menjadi viral.

Jam koma mengacu pada keadaan di mana seseorang tiba-tiba kehilangan fokus saat beraktivitas, dengan berbagai penyebab, mulai dari kurangnya kesadaran hingga gaya hidup yang tidak seimbang.

Menurut psikolog Rosdiana Setyaningrum, ada beberapa penyebab utama dari jam koma. Pertama, kurangnya mindfulness atau kesadaran penuh saat melakukan aktivitas sehari-hari sering kali menjadi faktor utama.

Baca Juga: Gaduh Olahraga Pound Fit di Stasiun MRT Disetop, Begini Faktanya

Banyak orang melakukan aktivitas rutin tanpa fokus penuh, misalnya lupa mengambil uang di ATM atau kehilangan kata-kata saat berbicara karena pikiran melayang ke hal lain. Ini menunjukkan bahwa mindfulness tidak diterapkan secara optimal.

Selain itu, pola makan yang tidak sehat juga berperan dalam menurunkan konsentrasi. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula berlebih menyebabkan penurunan kadar insulin, membuat tubuh lesu dan mengantuk, sehingga mempengaruhi kemampuan otak untuk fokus.

Pengaruh media sosial juga signifikan, di mana kebiasaan berlebihan dalam menggunakannya menyebabkan penurunan kemampuan fokus dalam jangka waktu panjang. Anak muda saat ini hanya bisa mempertahankan fokus selama 10-12 detik, sedangkan orang dewasa idealnya bisa fokus hingga 50 menit.

Baca Juga: 1 Orang Meninggal Gara- Gara Makan McDonald's, Terserang Penyakit Ini

Kualitas tidur yang buruk juga berdampak pada kemampuan fokus. Tidur yang tidak berkualitas membuat otak tidak mendapatkan istirahat yang cukup, menyebabkan penurunan fungsi memori dan peningkatan rasa kantuk. Terlalu banyak scrolling media sosial sebelum tidur juga dapat mengganggu kualitas tidur.

Banyak orang melakukan aktivitas rutin tanpa fokus penuh, misalnya lupa mengambil uang di ATM atau kehilangan kata-kata saat berbicara karena pikiran melayang ke hal lain. Ini menunjukkan bahwa mindfulness tidak diterapkan secara optimal.

Selain itu, pola makan yang tidak sehat juga berperan dalam menurunkan konsentrasi. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula berlebih menyebabkan penurunan kadar insulin, membuat tubuh lesu dan mengantuk, sehingga mempengaruhi kemampuan otak untuk fokus.

Baca Juga: Hati-hati! 4 Buah Ini Tak Boleh Dimakan Usai Mengonsumsi Obat

Pengaruh media sosial juga signifikan, di mana kebiasaan berlebihan dalam menggunakannya menyebabkan penurunan kemampuan fokus dalam jangka waktu panjang. Anak muda saat ini hanya bisa mempertahankan fokus selama 10-12 detik, sedangkan orang dewasa idealnya bisa fokus hingga 50 menit.

Dengan menjaga pola makan sehat, tidur yang berkualitas, mengurangi penggunaan media sosial, dan rutin berolahraga, kondisi jam koma dapat diminimalisir. Menjaga keseimbangan antara tubuh dan pikiran akan membantu seseorang tetap fokus dan produktif sepanjang hari.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Laili Rukhmina

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X