Benarkah Stres Picu Gerd dan Asam Lambung? Ini Penjelasannya

photo author
- Selasa, 19 November 2024 | 20:48 WIB
Ilustrasi GERD (Pexels)
Ilustrasi GERD (Pexels)

KALTENGLIMA.COM - Menjelang akhir tahun, banyak pekerja yang menghadapi tekanan akibat beban tugas dan pekerjaan berat yang harus diselesaikan. Situasi ini sering kali meningkatkan risiko stres, yang ternyata dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti GERD.

Di tengah kesibukan tersebut, imbauan untuk mengelola stres demi mencegah risiko GERD sering kali terdengar. Tapi, sejauh mana stres memengaruhi kondisi ini?

GERD, atau Gastroesophageal Reflux Disease, adalah kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan. Hal ini menyebabkan sensasi terbakar pada dada (heartburn) yang sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Dikira Hanya Luka Karena Lidahnya Tergigit, Wanita Ini Ternyata Idap Penyakit Ini

Di Indonesia, GERD merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup umum, dengan 24,8 persen populasi, atau 1 dari 4 orang, dilaporkan mengalami kondisi ini.

Menurut Harvard Medical School, stres emosional dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD.

Stres juga diyakini dapat melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah, yang berfungsi sebagai penghalang antara lambung dan kerongkongan. Namun, beberapa penelitian lain memberikan pandangan berbeda.

Baca Juga: Kenali 5 Tanda Usus Bermasalah, Salah Satunya Sering Merasa Lapar

Studi dari American Journal of Gastroenterology pada 1993, misalnya, menemukan bahwa stres memperburuk gejala GERD tetapi tidak meningkatkan kadar asam lambung. Hasil serupa juga ditemukan dalam studi Gastroenterology tahun 2008.

Hubungan antara stres dan GERD memang masih menjadi perdebatan. Banyak ilmuwan percaya bahwa stres membuat tubuh lebih sensitif terhadap rasa sakit, termasuk yang disebabkan oleh peningkatan asam lambung.

Untuk mengatasi GERD akibat stres, disarankan melakukan aktivitas seperti olahraga ringan, relaksasi, tidur yang cukup, serta menghindari makanan pemicu, seperti makanan pedas, asam, atau berkafein.

Baca Juga: Batuk pada Anak yang Perlu Diwaspadai, Bisa Jadi Gejala Pneumonia

Mengurangi konsumsi kopi juga penting, karena kafein dapat melonggarkan otot sfingter esofagus, yang memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dedy Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Berapa Panjang Usus Halus Orang Dewasa dan Fungsinya?

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:55 WIB

Bahaya Kebiasaan Mengunyah Es Batu bagi Kesehatan Gigi

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:18 WIB
X